PLTU Lontar Beroperasi, Beban Muara Karang Berkurang
Jumat, 10 Februari 2012 – 07:02 WIB

PLTU Lontar Beroperasi, Beban Muara Karang Berkurang
TANGERANG - Beroperasinya Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Lontar, Tangerang, membuat beban kerja di PLTU dan Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Muara Karang dapat berkurang. Selama ini, pembangkit yang berada di Jakarta Utara tersebut selalu menjadi andalan pemasok listrik untuk Jakarta dan Banten.
Sebanyak 11 unit pembangkit yang dimiliki pembangkit yang memakai bahan bakar berupa bahan bakar minyak (BBM) dan gas tersebut sangat jarang berhenti. Namun, hal tersebut sudah dapat dilakukan. Sudah ada pasokan pengganti dari PLTU Lontar yang memiliki daya 3 X 315 Mega Watt (MW).
Baca Juga:
Asisten Engineering Rencana dan Evaluasi PLN Region Jakarta Banten Hery Kristianto mengatakan, PLTU dan PLTGU Muara Karang memiliki 11 unit pembangkit. Total daya yang dihasilkan mencapai 1610 MW.’’Muara Karang berdasarkan informasi kemarin untuk steam turbin 1,2, dan 3 tidak operasi. Masing-masing dayanya 75 MW. Ada pemeliharaan,’’ ungkap Hery saat melakukan pemeriksaan di Gardu Induk (GI) New Tangerang di Kecamatan Periuk, Kota Tangerang, Kamis (9/2).
Tidak beroperasinya 3 pembangkit tersebut, lanjut Hery, karena sistem merit order antara PLTU Lontar dan PLTU Muara Karang. Kekurangan daya langsung ditutup pasokan dari Lontar. ’’Sistem itu menentukan pembangkit mana yang beroperasi atau tidak,’’ ujarnya.
TANGERANG - Beroperasinya Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Lontar, Tangerang, membuat beban kerja di PLTU dan Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan
BERITA TERKAIT
- Pertamina Mandalika Racing Series 2025 Ciptakan Multiplier Effect bagi UMKM dan Warga
- Blending BBM Tindakan Legal Selama Mengikuti Izin dan Standar Mutu
- Gubernur Luthfi Sambut Positif Investasi Pabrik Pakan Ternak di Kendal
- Aplikasi Kantong UMKM Bantu Pelaku Usaha Jateng Berkembang di Era Digital
- Wagub Sumsel Cik Ujang Mendukung Upaya PTBA Wujudkan Asta Citra Presiden Prabowo
- Prabowo Sebut Indonesia Netral Menyikapi Perang Dagang AS-China