PLTU USC Adopsi Roadmap Penurunan Emisi
jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengingatkan pentingnya pemasangan teknologi Ultra Super-critical (USC) pada PLTU berkapasitas besar.
Direktur Teknik dan Lingkungan Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Wanhar mengatakan, penerapan teknologi USC telah masuk dalam peta jalan (road map) penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) dari sektor energi.
PLTU USC yang kini sedang dibangun antara lain, PLTU Jawa 9 dan 10, PLTU Jawa Tengah (Batang), dan PLTU Jawa 4 (Tanjung Jati B), kesemuanya berstandar negara-negara maju dalam OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development).
“Bukan sebagai standar, tapi semacam roadmap (peta jalan.red) penggunaan PLTU di Indonesia,” kata dia dalam keterangannya, Minggu (10/1).
Sebelumnya, Wanhar pernah menjelaskan bahwa teknologi USC termasuk Clean Coal Technology (CCT), yang dapat menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) karena memiliki efisiensi sebesar 40 persen.
USC juga menghasilkan intensitas emisi GRK lebih rendah dari PLTU lainnya, seperti PLTU Subcritical dan PLTU Supercritical.
“Arti dari efisiensi 40 persen itu adalah kemampuan dari PLTU USC untuk mengkonversi sebanyak 40 persen dari setiap energi yang terkandung di dalam batu bara yang digunakan oleh PLTU USC menjadi energi listrik (kWh),” jelasnya.
Pada PLTU USC juga sudah dilengkapi dengan peralatan pengendalian pencemaran udara, sehingga emisi yang dihasilkan dapat memenuhi Baku Mutu Emisi.
Kementerian ESDM mengingatkan pentingnya pemasangan teknologi USC pada PLTU berkapasitas besar.
- Bareskrim Usut Dugaan Korupsi Pembangunan PLTU Kalbar
- Bantuan Listrik Gratis Sasar 27.921 Rumah Tangga di Jawa Barat
- Ditjen Gatrik Perkuat Sinergi Pengawasan Ketenagalistrikan Pusat dan Daerah
- Pemprov Jateng Terima Subroto Award 2024 untuk Kategori Pengelola Air Tanah Terbaik
- KPBB Dorong Produksi BBM Euro 4, Pertamina Dianggap Kunci Pengurangan Polusi
- Anak Usaha ABM Investama Dianugerahi Predikat Terbaik Oleh Kementerian ESDM