PM Anthony Albanese Berusaha Perkuat Hubungan Bilateral dalam Kunjungan Pertama ke Indonesia
Philips J Vermonte peneliti senior di lembaga pemikir CSIS Jakarta mengatakan Tiongkok akan menjadi 'masalah yang besar ' dalam pertemuan pertama antara PM Albanese dengan Presiden Jokowi.
"Kami tidak mau memilih ke pihak tertentu ketika kita berbicara mengenai Tiongkok atau Amerika Serikat," katanya sambil menambahkan bahwa Tiongkok adalah mitra dagang terbesar Indonesia.
"Saya kira DNA negara-negara ASEAN adalah kami ingin menjadi kawasan terbuka yang bisa menerima siapa saja."
Tiongkok bukan satu-satunya masalah sensitif bagi PM Albanese untuk dibicarakan dalam kunjungan resmi pertama ke Indonesia tersebut.
PM Albanese akan kembali ke Indonesia bulan November untuk menghadiri KTT G-20 di Bali, yang sudah menimbulkan kontroversi dengan kemungkinan hadirnya Presiden Rusia Vladimir Putin.
Ketika ditanya apakah dia akan nyaman dengan kehadiran Putin, PM Albanese mengatakan dia 'tidak punya waktu' bagi invasi ilegal Rusia ke Ukraina namun juga mengatakan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, juga diundang sebagai peninjau.
"Tentu saja mereka yang prihatin dengan masalah HAM tidak akan nyaman duduk satu meja dengan Vladimir Putin," katanya.
Perdana Menteri baru Australia Anthony Albanese memulai diplomasi regional dengan kunjungan ke Indonesia untuk memperkuat hubungan kedua negara guna menangkal meningkatnya pengaruh Tiongkok di kawasan
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata