PM Australia Tak Hadiri Penandatanganan FTA Dengan Indonesia
Yang terjadi di Jakarta hari Senin ini, tampaknya, sebagai upaya agar peristiwa ini jangan terlalu menarik perhatian.
Alasan utamanya karena rakyat Indonesia akan memasuki Pemilu bulan depan, dimana isu perdagangan bebas diketahui tidaklah populer di kalangan pemilih.
Pengamat Ben Bland dari Lowy Institute menjelaskan, sikap proteksionis selalu menjadi andalan dalam kampanye pemilu di Indonesia.
"Ada perasaan bahwa Indonesia tak selalu membutuhkan investasi asing. Di masyarakat ada sikap permusuhan terhadap perdagangan bebas atau membuka diri ke negara asing," katanya.
Di sisi PM Morrison juga tampaknya sadar adanya kebencian dari pihak Indonesia atas isu kontroversial mengenai pemindahan Kedutaan Besar Australia ke Yerusalem.
Ketika rencana itu disampaikan PM Morrison dalam ajang pemilu sela, Jakarta menyatakan kemarahan dan menjadikan perjanjian FTA jadi taruhannya.
Australia tentu saja ingin memastikan agar ketegangan seperti itu tidak terbuka kembali menjelang pemilu di Indonesia.
Dan tentu saja kemungkinan itu mengecil jika PM Morrison tidak ke Indonesia.
- Latihan Militer Terpisah dengan Rusia dan Australia, Indonesia Tak Ingin Dikuasai oleh Siapa Pun?
- Dunia Hari Ini: Donald Trump Jadi Presiden, Kamala Harris Mengakui Kekalahannya
- Dunia Hari Ini: Beberapa Hasil Suara Pemilu Amerika Serikat Mulai Keluar
- Dunia Hari Ini: Kecelakaan Bus di India Telan Puluhan Nyawa
- Dunia Hari Ini: Setidaknya 10 ribu orang Tedampak Letusan Gunung Lewotobi Laki-laki
- Pendidikan dan Pengalaman Kerja Migran, Termasuk Asal Indonesia, Belum Tentu Diakui Australia