PM Australia Tak Hadiri Penandatanganan FTA Dengan Indonesia

Yang terjadi di Jakarta hari Senin ini, tampaknya, sebagai upaya agar peristiwa ini jangan terlalu menarik perhatian.
Alasan utamanya karena rakyat Indonesia akan memasuki Pemilu bulan depan, dimana isu perdagangan bebas diketahui tidaklah populer di kalangan pemilih.
Pengamat Ben Bland dari Lowy Institute menjelaskan, sikap proteksionis selalu menjadi andalan dalam kampanye pemilu di Indonesia.
"Ada perasaan bahwa Indonesia tak selalu membutuhkan investasi asing. Di masyarakat ada sikap permusuhan terhadap perdagangan bebas atau membuka diri ke negara asing," katanya.
Di sisi PM Morrison juga tampaknya sadar adanya kebencian dari pihak Indonesia atas isu kontroversial mengenai pemindahan Kedutaan Besar Australia ke Yerusalem.
Ketika rencana itu disampaikan PM Morrison dalam ajang pemilu sela, Jakarta menyatakan kemarahan dan menjadikan perjanjian FTA jadi taruhannya.
Australia tentu saja ingin memastikan agar ketegangan seperti itu tidak terbuka kembali menjelang pemilu di Indonesia.
Dan tentu saja kemungkinan itu mengecil jika PM Morrison tidak ke Indonesia.
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya