PM Malcolm Turnbull Bantah Tony Abbott Sedang Gerogoti Posisinya
Malcolm Turnbull membantah bekas PM Tony Abbott kini sedang memimpin "pemberontakan" di kalangan Partai Liberal untuk menggerogoti posisi Turnbull sebagai perdana menteri Australia. Sementara dua senator sayap kanan Partai Liberal memilih berseberangan dengan pemerintah untuk sebuah RUU di bidang pendidikan.
Dalam wawancara dengan Leigh Sales dari program 7.30 ABC, PM Turnbull menyatakan hubungannya dengan Abbott cukup "akrab". Dia menolak anggapan bahwa terjadi ketidakpuasan di kalangan partainya saat ini.
Turnbull menjelaskan, hubungannya dengan Abbott bukan hanya sebatas SMS-an.
"Saya ngobrol dengan Tony," katanya. "Tony dan saya memang memiliki perbedaan di waktu-waktu tertentu, tapi kami telah saling mengenal cukup lama sehingga akan selalu bisa berdiskusi secara akrab."
Turnbull menepis pertanyaan mengenai apakah Tony Abbott kini sedang memimpin "pemberontakan" di internal Partai Liberal untuk menentang posisi Turnbull.
Saat ini di kalangan pemerintahan Australia, sejumlah anggota parlemen dari faksi pemerintah termasuk Abbott, mendesak agar Australia meningkatkan komitmen militernya di Timur Tengah.
Bekas Menteri Pertahanan Kevin Andrews awal pekan ini, bahkan mendesak perlunya Australia mengirim pasukan darat ke Suriah.
Namun semua desakan itu ditanggapi oleh Turnbull sebagai sesuatu yang wajar saja. Dia tidak melihatnya sebagai tantangan terhadap posisinya sebagai perdana menteri.
Malcolm Turnbull membantah bekas PM Tony Abbott kini sedang memimpin "pemberontakan" di kalangan Partai Liberal untuk menggerogoti posisi
- Latihan Militer Terpisah dengan Rusia dan Australia, Indonesia Tak Ingin Dikuasai oleh Siapa Pun?
- Dunia Hari Ini: Donald Trump Jadi Presiden, Kamala Harris Mengakui Kekalahannya
- Dunia Hari Ini: Beberapa Hasil Suara Pemilu Amerika Serikat Mulai Keluar
- Dunia Hari Ini: Kecelakaan Bus di India Telan Puluhan Nyawa
- Dunia Hari Ini: Setidaknya 10 ribu orang Tedampak Letusan Gunung Lewotobi Laki-laki
- Pendidikan dan Pengalaman Kerja Migran, Termasuk Asal Indonesia, Belum Tentu Diakui Australia