PM Thailand Dilempari Sepatu oleh Demonstran
Bentuk Penghinaan Paling Rendah
Kamis, 23 Oktober 2008 – 09:43 WIB
"Pagi ini memang sedikit berwarna. Tapi, saya tetap harus meneruskan pekerjaan dan tidak perlu takut pada semua ini. Manusia berhak punya opini berbeda," kata Somchai dalam jumpa pers setelah berhasil diamankan.
Politikus Partai Kekuatan Rakyat (PPP) itu juga kembali menegaskan niatnya untuk tetap bertahan sebagai PM. "Bagi saya, mundur bukan masalah. Tapi, apa untungnya jika saya mundur? Saya tidak bisa begitu saja meninggalkan tugas karena proyek-proyek pembangunan yang sudah disusun pemerintah justru akan terhambat," papar Somchai.
Insiden lemparan sepatu tersebut merupakan wujud perdana konfrontasi langsung pengunjuk rasa dengan PM. Yang jelas, kepungan ratusan pegawai telekomunikasi itu bukanlah serangan massa pertama kepada Somchai. Pada 7 Oktober lalu, saat pecahnya konflik terbuka antara polisi dan warga, pengganti Samak Sundaravej tersebut sempat dihadang massa ketika akan memasuki gedung parlemen. Ketika pulang, dia terpaksa harus memanjat pagar pengaman gedung itu untuk melarikan diri.
Namun, insiden kemarin adalah yang paling memalukan Somchai. Budaya Thailand meyakini, kaki ialah bagian tubuh yang paling kotor. Karena itu, lemparan sepatu merupakan bentuk penghinaan terendah.(AP/AFP/Bernama/hep/ttg)
BANGKOK - Perdana Menteri Thailand Somchai Wongsawat kian terpojok. Para demonstran yang sebelumnya hanya mencaci secara verbal maupun lewat poster
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer
- Trump Bakal Menghukum Petinggi Militer yang Terlibat Pengkhianatan di Afghanistan