PM Tony Abbott 'Cukup Suka' Sampul Depan Charlie Hebdo Edisi Terbaru
![PM Tony Abbott 'Cukup Suka' Sampul Depan Charlie Hebdo Edisi Terbaru](https://cloud.jpnn.com/photo/image_not_found.jpg)
Perdana Menteri Australia, Tony Abbott, mengatakan ia ‘cukup suka’ dengan halaman depan koran Perancis ‘Charlie Hebdo’ edisi terbaru yang kontroversial. "Saya percaya pada kebebasan berbicara - Saya sepenuhnya meyakini kebebasan berbicara," tuturnya.
Charlie Hebdo telah merilis edisi pertamanya sejak penembakan di kantor mereka di Paris, yang menampilkan sampul depan bergambar kartun Nabi Muhammad yang menumpahkan air mata di bawah spanduk berjudul "Semua dimaafkan."
Pada (14/1), PM Abbott mengatakan, ia "cukup menyukai" gambar di sampul depan Charlie Hebdo itu.
"Saya tak yakin jika saya akan menyukai segala sesuatu yang dibuat Charlie Hebdo, tapi ini adalah kartun Nabi dengan air mata yang mengalir di wajahnya dan mengatakan 'semua dimaafkan’," kata Abbott.
"Semangat pengampunan adalah hal yang kita butuhkan lebih banyak dalam dunia modern yang penuh kebencian ini," tambahnya.
Karikatur itu telah dikutuk oleh sebagian komunitas Muslim: seorang Ulama di Perth mengatakannya sebagai hal yang ofensif, sementara otoritas Islam di Mesir menyebutnya sebagai ‘provokasi terhadap perasaan 1,5 milyar Muslim yang tak bisa dibenarkan’.
Keysar Trad dari Asosiasi Persahabatan Islam Australia berada di halaman depan surat kabar Australia hari ini (14/1) dengan salinan karikatur Charlie Hebdo tersebut.
Perdana Menteri Australia, Tony Abbott, mengatakan ia ‘cukup suka’ dengan halaman depan koran Perancis ‘Charlie Hebdo’ edisi
- Dunia Hari Ini: Tiongkok Berduka Atas Kematian Pemain Badminton Zhang Zhijie
- Dunia Hari Ini: Wabah Batuk Rejan Masuk ke Australia, Terburuk Sejak 2016
- Ini Tips Menulis Resume Untuk Melamar Kerja di Australia
- Dwi Kewarganegaraan Sudah Lama Dinantikan Warga Asing yang Puluhan Tahun Tinggal di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Upaya Kudeta Gagal, Tentara Bolivia Mundur dari Istana Presiden
- Dunia Hari Ini: Julian Assange Resmi Bebas, Akan Kembali ke Australia