PMII Desak Pemerintah Hentikan Kekerasan
Senin, 27 Agustus 2012 – 01:34 WIB
Addin menegaskan, pihak pemerintah terutama Kementerian Politik Hukum dan Keamanan (Kemenkopolhukam) jangan hanya menghimbau dan konferensi pers saja. "Yang dibutuhkan adalah tindakan nyata, dan segera mengkoordinasikan antar institusi serta aparat keamanan harus cepat bertindak," kata dia.
Baca Juga:
Addin mencatat, kasus-kasus kekerasan yang timbul sebelum maupun pasca idul fitri ini antara lain, pertama, terjadinya penembakan di Pos Pengamanan Polisi Glembengan di Solo, Jawa Tengah, yang mengakibatkan dua polisi terluka tepat pada hari Kemerdekaan RI, 17 Agustus 2012.
Kedua, terjadinya pembakaran kampung warga penganut aliran Tarekat at-tijaniyah Mutlak di Cisalopa, Sukabumi, pada tanggal 19 Agustus 2012. Pembakaran ini diduga karena dianggap aliran sesat yang dipimpin sumarna. Sebelumnya pada tanggal 16 Agustus seluruh warga kampung diusir sebanyak 18 keluarga dan 70 pengikut At-Tijaniyah.
Ketiga, kekerasan penembakan yang mengakibatkan meninggalnya Brigadir Yohan Kisiwaitouw oleh OPM di lapangan terbang (lapter) Enarotali, Kabupaten Paniai pada 21 Agustus 2012. Dan sebelumnya terjadi penembakan terhadap tiga orang warga sipil dengan tanggal dan lokasi yang berbeda-beda, yaitu pada hari Jum’at 17 Agustus 2012 Sabtu 18 Agustus 2012 serta Minggu 19 Agustus 2012, semuanya ditembak dengan orang yang tak dikenal.
JAKARTA -- Ketua Umum Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII), Addin Jauharudin meminta pemerintah bisa mengantisipasi dan
BERITA TERKAIT
- Nilai IKIP Kaltim Meningkat, Masuk Tiga Besar Nasional
- Yorrys Raweyai: DPD Akan Mengawal Proses Pembangunan PIK 2 Tangerang
- BPMK Lanny Jaya Diduga Potong Dana Rp 100 juta dari 354 Kampung
- Kipin Meraih Penghargaan Utama di Temasek Foundation Education Challenge
- Sri Mulyani: Setiap Guru adalah Pahlawan yang Berkontribusi Besar bagi Kemajuan Indonesia
- Kerugian Negara Hanya Bisa Diperiksa BPK, Ahli: Menjerat Swasta di Kasus PT Timah Terlalu Dipaksakan