PNS Tewas Ditusuk, Bermotif Asmara, Dikira Kecelakaan

PNS Tewas Ditusuk, Bermotif Asmara, Dikira Kecelakaan
Ilustrasi. FOTO: dok/jawa pos group

Secara hati-hati, unit jatanras mencari informasi keseharian korban. Mereka sama sekali tidak memberi tahu anggota keluarga bahwa Karyanto meninggal karena dibunuh.

Polisi memang menutup rapat penyelidikan. Awalnya, polisi melacak fakta bahwa Karyanto pernah tinggal di Jalan Bronggalan Sawah Baru VA, Surabaya. ”Dulu memang pernah mengontrak di sini selama 10 tahun,” ujar Mamik, pemilik rumah itu.

Mamik mengenal sosok Karyanto. Dia mengetahui bahwa Karyanto merupakan pegawai pengantar surat di bagian protokoler Pemkot Surabaya. Masa kerjanya lebih dari sepuluh tahun sebelum akhirnya diangkat sebagai PNS pada 2008.

Setelah menempati rumah itu, Karyanto bersama keluarganya pindah ke Rusunawa Grudo. Dia tinggal di lantai 4 nomor 19. Ketika mendatangi rusun itu, Jawa Pos masih belum tahu bahwa Karyanto dibunuh. 

”Iya Pak, seminggu lalu meninggal karena kecelakaan. Ini tadi Mbak Nining (istri korban, Red) disuruh ke kantor Mas Karyanto,” tutur Elis, adik ipar korban.

Rupanya kemarin Nining dipanggil ke kantor suaminya untuk diantar ke Polrestabes Surabaya. Perempuan asal Tasikmalaya itu baru mendapat penjelasan dari polisi kemarin siang. Mendengar penjelasan bahwa suaminya tewas karena dibunuh, kontan saja Nining shock dan menangis sejadinya. 

”Istrinya dulu tahu bahwa suaminya pernah dekat dengan wanita lain. Tapi, tidak sampai kepikiran kalau pelaku sampai membunuh,” jelas Kanitjatanras Polrestabes Surabaya AKP Ade Waroka.

Dibutuhkan waktu sembilan hari sampai pelaku pembunuhan benar-benar tertangkap. Selasa malam (29/3) Jatanras Polrestabes Surabaya menangkap Ahmad Saifudin di Jalan Kedinding Tengah. Setelah melalui proses penyelidikan, nama Ahmad Saifudin muncul sebagai aktor utama pembunuhan Karyanto.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News