Poker Catur
Oleh Dahlan Iskan
jpnn.com - Ini tentang dua karakter yang berbeda. Orang yang berbeda. Negara yang berbeda. Kesamaannya: sama-sama bela negara.
Trump itu petinju. Namun bukan Mohamad Ali. Yang bisa menari-nari di atas ring. Yang bisa seperti kupu-kupu.
Mungkin lebih seperti Mike Tyson: force! Sesekali gigit kuping.
Xi Jinping itu pemain poker. Sabar. Diam. Ekspresi wajahnya tenang. Gejolak pikirannya tidak terbaca di gerak tubuhnya. Gelora jiwanya tidak terlihat di wajahnya.
Petinju terbiasa ingin tahu hasilnya. Segera. Saat itu juga.
Pemain poker terbiasa terlihat kalah di prosesnya. Asal menang di akhirnya.
Itulah sebabnya Xi Jinping tetap kirim Liu He ke Washington. Di saat siapa pun pasti marah. Ketika tiba-tiba Presiden Donald Trump belok tidak di tikungan. Sambil menghunjamkan jab lewat Twitter. Ahad lalu.
Di saat proses perundingan perang dagang sebenarnya tinggal sekali lagi. Sudah memasuki pertemuan terakhir. Yang ke-12. Yang jadwalnya dimulai Kamis lalu. Berakhir Jumat malam tadi. Waktu Amerika.
Petinju terbiasa ingin tahu hasilnya. Segera. Saat itu juga. Pemain poker terbiasa terlihat kalah di prosesnya. Asal menang di akhirnya.
- Trump Sesumbar Bakal Membereskan Perang di Ukraina, Menlu Amerika: Ini Sulit
- Trump Melunak, Meta Bergerilya Merayu Kreator TikTok Pindah ke Facebook dan Instagram
- Donald Trump Kembali Berkuasa, Para Pemimpin Eropa Tak Gembira
- Kabinet Ramping
- Ini Tanggapan Warga Indonesia di Amerika Setelah Pelantikan Presiden Trump
- Dunia Hari Ini: Donald Trump Sesumbar Telah Memulai Zaman Keemasan Amerika Serikat