Pokja Inalum Beri Sinyal Tolak Keinginan Luhut Panjaitan
Sabtu, 02 Juli 2011 – 02:42 WIB
Effendi menjelaskan, Pokja belum sampai pada kesimpulan model pengelolaan Inalum pasca 2013. Juga belum ada keputusan apakah nantinya akan melibatkan swasta atau tidak. Sejumlah opsi masih adalah kajian Pokja terkait siapa yang akan dijadikan mitra strategis atau mitra utama pengelolaan Inalum ke depan. Opsi-opsi itu antara lain dengan pelepasan saham perdana (IPO/Initial Public Offering), dibatasi khusus dalam negeri, pihak luar negeri diberi kesempatan, melibatkan pemda, dan atau melibatkan swasta.
Kok luar negeri masih diberi peluang? Bukankah sudah komit 100 persen saham bakal diambilalih pemerintah RI? "Semua opsi masih dikaji, tergantung mana yang paling menguntungkan," jawab Effendi.
Mengenai kemungkinan keterlibatan perusahaan swasta, juga sedang dibahas apa saja persyaratannya. Juga apa saja persyaratan jika pemda ikut terlibat pengelolaan. "Termasuk bagaimana syarat untuk pemda ini, apa sama dengan syarat untuk swasta, semua masih dikaji," bebernya.
Bagaimana dengan model konsorsium seperti yang ditawarkan Luhut Panjaitan, dimana dana disiapkan konsorsium bank dan Pemprov dan 10 pemkab/kota tidak perlu lagi mengeluarkan dana, alias mendapatkan golden share? Meski hasil kajian Pokja belum keluar, Effendi memberi sinyal tidak setuju dengan model pengelolaan seperti itu. Menurutnya, pemda tidak bisa mendapatkan golden share.
JAKARTA -- Hingga kemarin (1/7), kelompok kerja (pokja) penyiapan pengakhiran Master Agreement yang tugasnya mempersiapkan pemutusan kontrak dengan
BERITA TERKAIT
- Demi Keberlangsungan UMKM, Tarif PPh Harusnya Diturunkan, Bukan Naik!
- Kunjungi Desa Tertinggal di Serang, Mendes PDT Yandri Susanto Mengaku Miris
- Meccaya Resmi Luncurkan 88 Acne Cream & Sarijel
- SheTrades Buka Peluang Pengusaha Perempuan RI Go International
- TDN Hadir di Purwokerto, Wujud Komitmen Penuhi Kebutuhan Daging Masyarakat
- Kideco Berkomitmen untuk Menyempurnakan Kualitas Laporan Berkelanjutan