Pola Distribusi Galon Guna Ulang Dinilai Perparah Paparan BPA

Pola Distribusi Galon Guna Ulang Dinilai Perparah Paparan BPA
Arsip Foto - Pekerja melintas di depan depo pengisian air minum dalam kemasan Daan Mogot, Jakarta, Sabtu (7/8/2021). FOTO: ANTARA/Rivan Awal Lingga/foc.

jpnn.com, JAKARTA - Dekan Fakultas Farmasi Universitas Airlangga Prof. Junadi Khotib menilai pola distribusi galon guna ulang yang buruk bisa memperparah pelepasan (migrasi) bahan kimia berbahaya Bisphenol A (BPA).

Peneliti senior ini mengungkapkan bahwa pelepasan BPA sangat tergantung pada suhu dan tingkat keasaman. Hal tersebut berdasarkan penelitian tentang kinetika pelepasan BPA dari kemasan polikarbonat.

"Ketika dalam distribusi dan produksi, kemasan galon air minum terpapar cahaya matahari langsung sehingga suhunya meningkat, tentu di sana sangat cepat terjadi migrasi," ujarnya melalui keterangan tertulis di Jakarta, baru-baru ini.

Menurut Junaidi, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) seharusnya tidak membiarkan masyarakat terus menerus terpapar kimia BPA.

sebab, efeknya bisa berbahaya pada kesehatan, termasuk gangguan perkembangan otak dan mental anak usia dini.

Dia mengatakan BPOM bisa memperkecil peluang paparan risiko BPA melalui pemberian label pada kemasan makanan dan minuman.

"Itu bagian dari edukasi publik sekaligus bentuk perlindungan untuk masa depan anak-anak Indonesia," ujarnya.

Hal senada diungkap Guru Besar bidang pemrosesan pangan Departemen Teknik Kimia Universitas Diponegoro, Prof. Andri Cahyo Kumoro.

Dia menilai produsen air minum dalam kemasan (AMDK) kerap abai menjaga mutu dan kualitas air dalam kemasan hingga ke tangan konsumen.

Para ahli menilai pola distribusi galon guna ulang yang seenaknya bisa memperarah paparan BPA.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News