Polda Sumsel Imbau Masyarakat Serahkan Senpi Rakitan Bila tak Ingin Berurusan Hukum
jpnn.com, PALEMBANG - Kepolisian Daerah Sumatera Selatan menggelar operasi penertiban senjata api (senpi) tanpa izin atau ilegal, yang dimiliki masyarakat.
Operasi itu dilakukan untuk mencegah terjadinya kejahatan dengan kekerasan menggunakan senpi serta gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) lainnya.
Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Supriadi mengungkapkan itu di Palembang, Sabtu (24/4).
Polda Sumsel pun mengimbau masyarakat yang masih menyimpan atau memiliki senpi rakitan, segera menyerahkannya kepada aparat kepolisian terdekat bila tidak ingin berurusan dengan hukum.
"Sekarang tengah digelar operasi penertiban senjata api yang dimiliki masyarakat tanpa izin atau ilegal untuk mencegah terjadinya kejahatan," kata dia.
Menurut Supriadi, untuk mencegah penyalahgunaan senpi oleh masyarakat sipil, seperti kasus pembunuhan dan dan perampokan, maka operasi penertiban perlu terus digalakkan.
"Kami rutin melakukan operasi penertiban senjata api rakitan atau tanpa izin sebagai tindakan penegakan hukum dan mencegah terjadinya penyalahgunaan senjata api oleh masyarakat sipil atau orang yang tidak berhak menyimpan, memiliki, dan menggunakan senjata ilegal itu," ujarnya.
Dalam operasi kepolisian itu, apabila ada masyarakat yang kedapatan memiliki senpi rakitan/ilegal, dikenai ancaman hukuman penjara yang cukup berat sesuai dengan Undang-Undang Darurat.
Polda Sumsel pun mengimbau masyarakat yang masih menyimpan atau memiliki senpi rakitan, segera menyerahkannya kepada aparat kepolisian terdekat bila tidak ingin berurusan dengan hukum.
- Satlantas Polrestabes Palembang Gelar Razia Gabungan, Ini yang Diincar
- Polda Sumsel Uji Coba Program Makan Siang Bergizi Gratis di SDN 145 Palembang
- Bos Batu Bara Muara Enim Ditangkap Terkait Kerugian Negara Rp 556 Miliar
- Surat Suara Pilkada 2024 Tiba di Banyuasin, Dijaga Ketat oleh Polisi
- Kesal, FA Todong Senpi ke Petugas PPSU di Pasar Minggu
- Maling Motor yang Todongkan Senpi ke Polisi di Jakpus Ternyata Residivis