Polemik 5 Hari Sekolah, Pengamat: Sepertinya Menteri Baru Kebijakan Baru
jpnn.com, JAKARTA - Kontroversi kebijakan sekolah lima hari menambah panjang polemik yang muncul ketika seorang Mendikbud baru menjabat.
Anies Baswedan dan Mohammad Nuh, dua Mendikbud terakhir sebelum Muhadjir Effendy, juga memunculkan polemik dengan kebijakan baru yang mereka usung.
’’Sepertinya sudah sunnatullah menteri baru membawa kebijakan baru,’’ kata pengamat pendidikan Jejen Musfah di Jakarta, Rabu (14/6).
Perilaku ganti menteri ganti kebijakan itu didasari banyak faktor.
Di antaranya, seorang menteri merasa dituntut menghadirkan program yang inovatif, baru, serta kreatif.
Seolah-olah tidak bekerja seorang menteri yang hanya meneruskan program menteri sebelumnya tanpa program baru.
’’Menteri yang tidak membawa kebaruan, baik itu program atau kebijakan, dianggap tidak ada prestasinya,’’ katanya.
Padahal, menurut Jejen, untuk dunia pendidikan, kebijakan tidak bisa serta-merta seperti itu. Sebab, urusan pendidikan menyangkut sekitar 50 juta murid dan 3 juta guru.
Kontroversi kebijakan sekolah lima hari menambah panjang polemik yang muncul ketika seorang Mendikbud baru menjabat.
- Yakin Pram-Rano Menang Satu Putaran, Anies Baswedan: Lihat Data KPU
- Pramono Sebut Nama Anies Hingga Ahok Setelah Unggul di Quick Count
- Anggap Maruarar Sirait Main SARA di Jakarta, Chandra: Belum Move On dari Rezim Jokowi
- Hasto Bakal Kirim Buku Pak Sabam Biar Ara Sirait Melakukan Perenungan
- Tuduh Ara Bermain SARA di Pilkada Jakarta, PDIP Bakal Tempuh Langkah Hukum
- Pramono Dinilai Sengaja Tak Umbar Dukungan PDIP di Alat Peraga Demi Raup Massa Anies