Polemik Data Kematian, Mufida Sebut Alasan Menko Luhut Tidak Masuk Akal
jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR RI Kurniasih Mufidayati mengkritisi keputusan pemerintah berhenti menggunakan data kematian sebagai acuan dalam memutuskan kebijakan penanganan pandemi Covid-19.
Pemerintah melalui Koordinator PPKM Jawa dan Bali Luhut Binsar Panjaitan menyebut ada kesalahan input di data kematian, sehingga indikator itu tidak dipakai di dalam penanganan pandemi.
Menurut Mufida, sapaan Kurniasih Mufidayati, semua indikator berpotensi hilang di dalam penanganan pandemi jika alasan kesalahan input dipakai.
Legislator fraksi PKS itu menilai indikator positivity rate, hingga keterisian tempat tidur di rumah sakit juga ada kesalahan input.
"Alasan input data menjadi tidak masuk akal karena kebijakan kita di semua lini kerap bermasalah soal data," kata Mufida dalam keterangan persnya, Kamis (12/8).
Alumnus Universitas Indonesia itu pada dasarnya tidak setuju pemerintah menghapus indikator kematian sebagai acuan penanganan pandemi. Sebab, hal itu bisa mengurangi kewaspadaan publik terhadap bahaya Covid-19.
Dia mengatakan, kesadaran publik saat ini akan bahaya penularan virus SARS-Cov-2 meningkat dengan antusiasme vaksinasi di berbagai daerah.
"Jika salah dalam input data, perbaiki datanya bukan dihapus dari indikator," ujar Mufida.
Anggota Komisi IX DPR RI Kurniasih Mufidayati mengkritisi alasan pemerintah ketika menghapus indikator kematian di dalam menanggulangi pandemi Covid-19 di tanah air.
- Golkar DKI Siapkan Saksi TPS Mengawal Suara Ridwan Kamil-Suswono
- Anies Condong Kepada Pram-Doel, Militansi Kader PKS Untuk RIDO Dipertanyakan
- PKS Total di Jakarta, Kampanyekan RIDO ke Seluruh Pelosok Kota
- Yanuar Arif Wibowo: Sukseskan Program 3 Juta Rumah, Hapus Utang Pinjol Masyarakat Bawah
- Bawaslu DKI Panggil Lagi Suswono soal Pernyataan Janda Kaya Nikahi Pengangguran
- Soal Kunker Perdana Prabowo ke China, Sukamta PKS Singgung Kemerdekaan Palestina