Polemik Harga PCR, Menkes Budi Dinilai Gagal Terjemahkan Keinginan Jokowi

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin kebanjiran kritik lantaran pernyataannya yang terkesan tidak setuju tarif tes PCR diturunkan.
Padahal, penurunan tarif itu merupakan instruksi dari Presiden Jokowi.
"Kami meminta menteri untuk tunduk atas perintah presiden. Jangan membuat pernyataan yang berpotensi membuat gaduh," ucap mantan Kepala Sekretariat Direktorat Relawan Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf Amin, Jay Octa kepada wartawan di Jakarta, Rabu (27/10).
Bercermin dari inspeksi mendadak (sidak) Presiden Jokowi ke salah satu apotek di Kota Bogor, Jawa Barat, pada Jumat (23/7), Jay Octa menilai insiden itu menjadi bukti ketidakmampuan Menkes Budi menerjemahkan keinginan Jokowi.
Ketika itu, Jokowi yang mengecek persediaan obat Covid-19 di pasaran mulai Oseltamivir, Favipiravir, obat antibiotik Acetromicin dan vitamin D3 5000UI tidak didapat Kepala Negara.
Dari percakapan yang dipublikasikan di YouTube Setpres, Jumat (23/7), Kepala Negara langsung menelepon Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.
Sayangnya, jawaban Menkes Budi justru berusaha berkelit dengan mengatakan bahwa obat yang tidak ada di apotek itu bisa diperoleh secara online.
"Seharusnya sebagai pembantu presiden, seorang menteri bisa lebih tanggap menindaklanjuti perintah atasan. Perintah tersebut harus dijawab dengan dukungan penuh dan kesiapan yang memang dituntut seorang menteri," tegasnya.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin kebanjiran kritik lantaran pernyataannya yang terkesan tidak setuju tarif tes PCR diturunkan
- Heboh Isu Ijazah Palsu, Jokowi Bukan Satu-satunya Sasaran Tembak
- Utus Jokowi ke Pemakaman Paus, Prabowo Titipkan Pesan Khusus
- 5 Berita Terpopuler: Berita Bikin Panik Honorer, Ribuan CPNS 2024 Jadi Mengundurkan Diri, Waduh
- 5 Berita Terpopuler: Jangan Sepelekan Peringatan Ahli Hukum, Semua ASN Wajib Tahu, karena Sangat Mudah Memberhentikan PPPK
- Prabowo Utus Jokowi hingga Natalius Pigai Hadiri Pemakaman Paus Fransiskus
- Soal Tuduhan Ijazah Palsu Kepada Jokowi, Pengamat: Kegagalan Memaknai Demokrasi dan Cara Beroposisi yang Sehat