Polemik Pemanfaatan Pengelolaan Dana Abadi Kebudayaan
Oleh: Odemus Bei Witono - Direktur Perkumpulan Strada dan Mahasiswa Doktoral Filsafat STF Driyarkara

Oleh karena itu, perlu adanya persiapan yang matang dengan membentuk tim yang berkualitas, adil, dan memiliki visi kuat dalam menilai ribuan proposal yang masuk.
Tim penilai tersebut perlu memperoleh kemampuan yang mendalam dalam mengevaluasi beragam proyek yang diajukan, baik yang berasal dari individu maupun lembaga, termasuk asosiasi profesi budaya.
Keberagaman ini mencakup berbagai bentuk kegiatan kebudayaan, seperti pementasan seni, pertunjukan budaya, pameran seni rupa, penulisan karya sastra, dan banyak lagi.
Dengan memiliki pengetahuan yang luas, tim dapat memberikan penilaian yang holistik terhadap berbagai proyek yang mungkin memiliki dampak positif terhadap perkembangan kebudayaan.
Ketelitian dalam menilai proyek-proyek tersebut menjadi kunci untuk memastikan bahwa alokasi dana dilakukan secara objektif.
Tim harus mampu mengidentifikasi proyek-proyek yang memiliki visi dan tujuan yang sejalan dengan upaya pemajuan kebudayaan nasional.
Proses penilaian ini tidak hanya melibatkan aspek kualitas artistik, tetapi juga dampak sosial, edukatif, dan keberlanjutan proyek terkait.
Selain itu, lebih jauh, dalam menghadapi tantangan yang kompleks, transparansi dalam pengelolaan Dana Abadi Kebudayaan menjadi kunci.
Polemik terkait pemanfaatan dana abadi kebudayaan mencuat sebagai sorotan utama di kalangan seniman Indonesia.
- Berkah Ramadan, Perempuan Bangsa Beri Santunan Ratusan Seniman di Garut
- Asia Africa Spirit Diluncurkan Demi Pariwisata & Kebudayaan Dua Benua
- Waka MPR: Fokus Program Prioritas Langkah Tepat Capai Target Pembangunan Kebudayaan
- Sila Kedua Pancasila: Antara Filosofi, Realitas, dan Implementasi di Sekolah
- Dompet Dhuafa & PARFI 56 Teken Kerja Sama Kampanye Kemanusiaan dan Pemberdayaan Budaya
- Manipulasi Nilai, Antara Realitas Pendidikan dan Pencarian Kebenaran