Polemik Ponpes Al Zaytun, SAS Institute: Ada Operasi Intelijen Menjelang Pemilu 2024

jpnn.com, JAKARTA - Pada awal Syawal, beredar sebuah video yang mempertontonkan sebuah prosesi shalat Ied dengan mencampur shaf pria dan wanita dalam satu barisan.
Setelah ditelusuri, kejadian itu terjadi pada waktu shalat Ied 1 Syawal 1444 di Pesantren Al Zaytun, Indramayu.
Polemik publik terus berjalan dikarenakan pemberitaan terkait dengan video tersebut juga begitu gencar di sosial media.
Kejanggalan lain juga bukan saja terkait dengan shaf yang dicampur. Namun juga bagaimana para jamaah shalat Ied duduk diatas kursi lipat dengan kerapatan shaf yang sangat renggang.
Dalam sebuah penjelasan pimpinan Pondok Pesantren Al-Zaytun, Panji Gumilang mengatakan bahwa hal itu adalah urusan perempuan.
Dalam penjelasannya dia mengatakan bahwa dibebaskan kaum perempuan untuk mengambil shaf depan dibelakang Imam shalat.
Dirinya juga menekankan bahwa mazhab yang dianut adalah mazhab Bung Karno.
“Kalau ditanya mazhabnya apa, la nanti saya jelaskan aneh lagi. Ini Mazhab Bung Karno. Karena saya pernah bertemu beliau saat kelas 3 SD (Sekolah Rakyat),” jelas Panji Gumilang.
Setelah ditelusuri, kejadian itu terjadi pada waktu shalat Ied 1 Syawal 1444 di Pesantren Al-Zaytun, Indramayu
- Praktisi Intelijen Sebut Masyarakat Tidak Perlu Khawatir Soal UU TNI
- Isu Kewenangan Intelijen Paling Kentara di RUU Kejaksaan
- Akademisi Ungkap 2 Tantangan Tata Kelola Intelejen di Indonesia
- Soal RUU Kejaksaan, Awan Puryadi: Kekuasaan Seharusnya Dibatasi
- Ahli Hukum Pertanyakan Fungsi Intelijen di Kejaksaan
- Setuju Ambang Batas Parlemen 4 Persen Dihapus, Eddy Soeparno: Bentuk Keadilan Demokrasi