Polemik Ponpes Al Zaytun, SAS Institute: Ada Operasi Intelijen Menjelang Pemilu 2024

Abi Rekso selaku Sekretaris Eksekutif Said Aqil Sirodj Institute menilai ada sebuah prakondisi Pemilu 2024 dengan kembali menarik-narik isu Islam.
“Ini ada operasi intelijen yang bekerja untuk kepentingan pemilu 2024. Kenapa video ini baru muncul tiba-tiba tahun ini? Sebenarnya, secara dalil hukum dan hadits sudah dijelaskan oleh Kiai Marsudi Syuhud dari MUI secara gamblang dan jelas. Bisa ditonton di Youtube, itu tuntas sudah semuanya beliau jelaskan,” ujar dia.
Abi Rekso melihat ada indikasi yang ingin kembali menggunakan isu Islam untuk mengeruhkan situasi menjelang Pemilu 2024.
Dirinya mencatat ada dua hal penting yang harus dipahami publik terkait isu ini.
Pertama, ada kesan kontroversi ini sengaja diciptakan dengan pendekatan intelijen politik tertentu.
Kedua, dengan menyatakan bahwa aturan saf salat dicampur mengacu pada Mazhab Bung Karno ini juga keliru bahkan cenderung sesat.
Ketika ditanya lebih dalam terkait operasi intelijen dari pihak mana, Abi Rekso menyatakan bahwa ada kelompok yang sedang bekerja untuk kepentingan politik tertentu menjelang 2024.
“Produk intelijen itu tidak selalu diciptakan dari BIN (Negara), organisasi intelijen asing atau swasta juga bisa melakukan cipta kondisi itu. Ya, kita tahu Al-Zaytun sendiri adalah produk intelijen dari rezim lama,” papar Sekretaris Eksekutif SAS Institute.
Setelah ditelusuri, kejadian itu terjadi pada waktu shalat Ied 1 Syawal 1444 di Pesantren Al-Zaytun, Indramayu
- Praktisi Intelijen Sebut Masyarakat Tidak Perlu Khawatir Soal UU TNI
- Isu Kewenangan Intelijen Paling Kentara di RUU Kejaksaan
- Akademisi Ungkap 2 Tantangan Tata Kelola Intelejen di Indonesia
- Soal RUU Kejaksaan, Awan Puryadi: Kekuasaan Seharusnya Dibatasi
- Ahli Hukum Pertanyakan Fungsi Intelijen di Kejaksaan
- Setuju Ambang Batas Parlemen 4 Persen Dihapus, Eddy Soeparno: Bentuk Keadilan Demokrasi