Polemik Rektor ITS Merembet ke DPR
Kamis, 10 Februari 2011 – 19:27 WIB

Polemik Rektor ITS Merembet ke DPR
JAKARTA — Penetapan rektor Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya terpilih hingga kini masih menjadi polemik. Permasalahannya merembet ke Komisi X DPR RI. Komisi pendidikan itu berencana memanggil perwakilan universitas untuk membahas dan meminta pendapat mengenai mekanisme pengangatan rektor serta UU perguruan tinggi.
Wakil Menteri Pendidikan Nasional (Wamendiknas) Fasli Jalal enggan berkomentar mengenai rencana pemanggilan beberapa perguruan tinggi besar dan Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Muhammad Nuh tersebut, terutama terkait masalah pengangkatan rektor ITS Surabaya. “Wah, saya tidak mau berkomentar tentang ini. No comment,” kata Fasli, Kamis (10/2).
Sebelumnya, Kepala Jurusan Teknik Kimia ITS, Prof Tri Wijaya mengatakan bahwa pada saat proses penetapan rektor ITS, senat mahasiswa ITS memenangkan rektor incumbent Prof Ir Priyo Suprobo dengan 60 suara. Sementara dua kandidat lainnya, yaitu Prof DR Triyogi Yuwono mendapat 39 suara dan Prof Daniel M Rosyid hanya tiga suara. Namun, ternyata Mendiknas Muhammad Nuh lebih memilih menempatkan Prof DR Triyogi Yuwono sebagai Rektor ITS periode 2011-2015.
"Memang kawan-kawan di senat cukup terkejut. Apalagi setelah tahu, Prof Priyo hanya diberi nilai 8 oleh Mendiknas. Kok kayaknya melecehkan aspirasi senat ITS. Sementara Prof Triyogi diberi nilai nyaris sempurna yakni 44,’’ kata Tri.
JAKARTA — Penetapan rektor Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya terpilih hingga kini masih menjadi polemik. Permasalahannya merembet
BERITA TERKAIT
- Mendikdasmen Ungkap Pesan Penting Prabowo soal Kualitas Pendidikan Dasar
- Universitas Terbuka Luluskan 29 PMI di Korea Selatan
- Wamen Fauzan: Era Kolaborasi, Kampus Harus Bersinergi dengan Pemda
- Untar dan KSU Perkuat Kerja Sama Global Lewat Konferensi Dunia & Bertemu Presiden Taiwan
- Guru Sekolah Rakyat dari PNS & PPPK, Diusulkan Kepala Daerah
- Kemdiktisaintek Membuka Peluang Sarjana Kuliah S2 Setahun, Lanjut Doktoral