Polemik Tata Niaga Timah Akibat Ketidakjelasan Regulasi Berdampak pada Perekonomian Masyarakat Babel

Statistisi Ahli Madya BPS Prov. Kep. Babel, Oktarizal, SST., M. SE. mengamini pelemahan ekonomi tersebut. "Karena masyarakat Babel sangat bergantung pada usaha pertambangan tersebut. Kalau saya bandingkan jumlah tabungan masyarakat sebelum dan sesudah mencuatnya kasus timah berubah drastis. Karena ketika mereka bekerja di industri timah mereka bisa memperoleh upah hingga Rp 3,3 jutaan per bulan, tetapi di sektor lain mereka hanya dapat Rp 2-3 jutaan saja," kata Oktarizal. Dia menambahkan terpuruknya sektor industri timah juga sangat berpengaruh pada sektor lain, salah satunya otomotif. "Pada tahun 2021 lalu, pertumbuhan kepemilikan motor atau mobil bisa mencapai dua digit, tetapi setelah kasus ini mencuat malah pertumbuhannya jadi minus," paparnya. (*/boy/jpnn)
Polemik tata niaga timah akibat ketidakjelasan regulasi memberikan dampak pada perekonomian masyarakat Babel
Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi
- Hipmi Nilai UU Minerba jadi Angin Segar untuk UMKM
- Bea Cukai Genjot Ekspor di Daerah Ini Lewat Langkah Kolaboratif dengan Berbagai Instansi
- Efek Kebijakan DHE 100 Persen, Saham Perbankan Hijau
- Laporan Utang Indonesia Melambat, tetapi Tetap Naik, Ada Apa?
- Musrenbang 2025, Pj Gubernur Jateng Ajak Seluruh Pihak Fokus pada Rakyat
- Kerugian Lingkungan Rp 271 Triliun Kasus Timah segera Dibahas di Bamus DPRD Babel