Polisi Bantah Kekerasan dalam Kematian Aktivis Trans Asal Peru Saat Bulan Madu di Bali
Ia meninggal dunia pada 11 Agustus karena "kegagalan fungsi organ tubuh", kata Kabid Humas Polda Bali, Kombes Pol Stefanus Satake Bayu Setianto.
Stefanus mengatakan Rodrigo jatuh sakit setelah menelan obat yang bukan bagian dari barang yang disita polisi.
Keluarga Rodrigo Ventocilla mengatakan mereka tidak tahu penyebab kematiannya, tetapi mengatakan bahwa Rodrigo tidak diberi akses ke pembelaan hukum dan informasi.
Selain membantah adanya kasus kekerasan pada kantor berita Reuters, kepada Hellena Souisa dari ABC Indonesia Kombes Stefanus Satake Bayu Setianto juga membantah sejumlah tuduhan terhadap polisi terkait kasus kematian Rodrigo.
“Tidak benar terkait hal itu dan tidak ada polisi meminta uang,” ujarnya.
“Waktu proses awal penyidikan, [Rodrigo] sudah didampingi oleh pengacara yang ditunjuk oleh Polri, karena setiap tersangka harus didampingi oleh pengacara, yaitu saudara Edward dan kawan-kawan,” tambah Kombes Stefanus Setianto.
“Pasangannya, yaitu Sebastian, diizinkan untuk mendampingi atau menemani tersangka dalam menjalani proses awal penyidikan.”
Mahasiswa dan fakultas di Harvard Kennedy School, tempat Rodrigo Ventocilla belajar, menggaungkan seruan keluarga untuk penyelidikan lebih dalam, seperti yang dilaporkan surat kabar Harvard Crimson.
Polisi Indonesia membantah sejumlah tuduhan, termasuk meminta uang, terkait kematian seorang aktivis transgender di Universitas Harvard yang meninggal setelah ditangkap saat sedang berbulan madu di Bali
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Ngeeng, Scoopy Terbaru Meluncur ke Bali, Honda Paling Dicari
- 5 Berita Terpopuler: Info OTT Terkini, Salah Satu Gubernur Diamankan KPK, Ada di Sini
- 5 Berita Terpopuler: Kabar Terbaru Polisi Tembak Polisi, Diduga Pembunuhan Berencana, Kapolri Beri Perintah Tegas
- AKP Dadang Iskandar Pembunuh Kasat Reskrim Polres Solok Selatan Terancam Dihukum Mati
- Usut Tuntas Kasus Penembakan Polisi di Solok Selatan: Menunggu Implementasi Revolusi Mental Polri