Polisi Bantah Kekerasan dalam Kematian Aktivis Trans Asal Peru Saat Bulan Madu di Bali
Menurut Harvard Crimson, Rodrigo Ventocilla adalah salah satu pendiri organisasi hak-hak trans Peru Diversidades Trans Masculinas dan sedang mengejar gelar master dalam administrasi publik.
Kementerian Luar Negeri Peru mengatakan dalam sebuah pernyataan hari Rabu bahwa pihaknya telah meminta pihak berwenang Indonesia untuk secara ketat mengikuti "hak asasi kedua warga negaranya" tetapi menambahkan bahwa penahanan asli "tidak sesuai dengan tindakan diskriminasi rasial atau transfobia.”
Keluarga Rodrigo meminta kementerian luar negeri Peru untuk melakukan penyelidikan yang lebih menyeluruh.
Sementara itu Kementerian Luar Negeri RI menyatakan belum ada komunikasi dengan perwakilan Peru mengenai kematian Rodrigo Ventocilla dan menyerahkan kasus ini kepada pihak kepolisian.
"Saya membaca di media massa, hal ini dikaitkan dengan dugaan penyelundupan narkotika, dengan demikian ada proses yang ditangani pihak kepolisian. Mengenai hal apa yang menyebabkan meninggalnya WNA tersebut, akan lebih baik ditanyakan pada pihak kepolisan," kata Juru Bicara Kemlu Teuku Faizasyah saat jumpa pers virtual, Kamis (25/08) kemarin.
Polisi Indonesia membantah sejumlah tuduhan, termasuk meminta uang, terkait kematian seorang aktivis transgender di Universitas Harvard yang meninggal setelah ditangkap saat sedang berbulan madu di Bali
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Ngeeng, Scoopy Terbaru Meluncur ke Bali, Honda Paling Dicari
- 5 Berita Terpopuler: Info OTT Terkini, Salah Satu Gubernur Diamankan KPK, Ada di Sini
- 5 Berita Terpopuler: Kabar Terbaru Polisi Tembak Polisi, Diduga Pembunuhan Berencana, Kapolri Beri Perintah Tegas
- AKP Dadang Iskandar Pembunuh Kasat Reskrim Polres Solok Selatan Terancam Dihukum Mati
- Usut Tuntas Kasus Penembakan Polisi di Solok Selatan: Menunggu Implementasi Revolusi Mental Polri