Polisi Bongkar Industri Rumahan Pembuat Kosmetik Ilegal

jpnn.com, JAKARTA - Polda Metro Jaya mengungkap industri rumahan kosmetik ilegal di kawasan Depok, Jawa Barat. Industri ini diketahui tak memiliki izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI. Dalam kasus ini, polisi menangkap lima orang dan tiga di antaranya dijadikan tersangka.
“Ketiganya berinisial NK, MF, dan K. Sementara dua lainnya hanya pembantu saja, tidak terlibat,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus kepada wartawan, Selasa (18/2).
Yusri menuturkan, ketiga pelaku punya peran berbeda. Namun, mereka sama-sama memberi modal yang sama untuk mendirikan industri tersebut pada tahun 2015, yaitu uang sebesar Rp 10 juta.
Untuk tersangka NK, dia berperan membeli bahan kimia berbahaya untuk produksi kosmetik ilegal. NK merupakan pegawai sebuah perusahaan kosmetik ternama yang merupakan lulusan fakultas kimia salah satu universitas di Jakarta.
Kemudian tersangka MF berperan memproduksi dan mengetahui formula untuk membuat bahan-bahan yang dipakai. MF adalah lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK) farmasi. Sedangkan tersangka ketiga, yaitu S berperan mengantar produk kosmetik ke toko kosmetik dan dokter kulit yang bekerja di klinik kecantikan daerah Jakarta.
"Konsumennya ada dokter yang memang menerima barang ini, yakni dokter kulit," ujar Yusri.
Industri rumahan ini sendiri diketahui mendapat keuntungan sebesar Rp 200 juta setiap bulan. Kosmetik itu diedarkan tanpa nama. Nantinya, toko kosmetik yang akan memberi nama pada kosmetik tersebut.
Kosmetik yang diedarkan terdiri dari toner, krim siang, krim malam, dan pembersih wajah.
Industri rumahan ini sendiri diketahui mendapat keuntungan sebesar Rp 200 juta setiap bulan.
- ABM Investama Tunjukkan Resiliensi-Komitmen ESG di Tengah Tantangan Industri 2024
- Peringatan Hari Bumi 2025, PalmCo Atur Strategi untuk Percepat Net Zero Emisi
- Antisipasi Dampak Tarif Resiprokal AS, Bea Cukai Jaring Masukan Pelaku Usaha Lewat CVC
- Grinviro Hadirkan Solusi Pengolahan Air Limbah Industri Berkelanjutan di Inatex 2025
- Reklasifikasi Mitra Jadi Karyawan Bakal Jadi Bumerang Bagi Industri Mobilitas
- IJMI Sebut Pekerja Sawit Indonesia Rawan Dieksploitasi