Polisi China Tahan Ratusan Jemaat Gereja

China telah dituduh menahan hingga 1 juta etnis Uyghurs di "kamp pendidikan ulang" rahasia di Xinjiang.
"Para penguasa yang mengobarkan perang ini telah memilih sendiri musuh yang tidak pernah bisa dipenjara, musuh yang tidak pernah bisa dihancurkan, musuh yang tidak pernah bisa ditundukkan atau dikendalikan - yaitu, jiwa manusia," kata Wang.
"Karena itu, mereka ditakdirkan untuk kalah dalam perang ini, mereka ditakdirkan gagal."
Kebebasan individu untuk mempraktekkan agama secara resmi dijamin oleh konstitusi China, tetapi Partai Komunis China telah memperketat kontrol pada organisasi-organisasi keagamaan, untuk memastikan mereka tetap setia kepada partai.
Presiden China Xi Jinping juga mengatakan dia menghendaki agama-agama di China menjadi subjek 'sinifikasi' - sebuah proses yang bertujuan untuk memberikan agama asing seperti Islam dan Kristen "karakteristik China".
Seruan ini telah memicu para pejabat menyingkirkan bahkan membakar salib di gereja-gereja Kristen, dan menghancurkan kubah maupun simbol-simbol keagamaan lainnya di masjid.
Alkitab juga dilaporkan telah ditarik dari penjualan di toko buku online dan maupun platform belanja online awal tahun ini.
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya