Polisi Didesak Usut Tayangan

Polisi Didesak Usut Tayangan
Polisi Didesak Usut Tayangan
Protes yang sama juga datang dari anggota KPI Daerah Yogjakarta, Zaenal Petir. "Selain berita itu bohong, juga sangat meresahkan dan mengusik sentimen masyarakat Yogja. Bencana besar seharusnya dikembalikan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tapi dalam tayangan tersebut seorang narasumber bernama Permadi membelokkan bahwa bencana besar itu pasti terjadi karena dosa besar Raja Demak, Raden Patah," ujar Zaenal.

 

Diantara dosa besar itu, lanjut Zaenal mengutip pernyataan Permadi adalah kedurhakaan Raden Patah memaksa ayahnya yang bernama Brawijaya V untuk pindah agama, juga kedurhakaan kepada negara dan kedurhakaan kepada agama.

“Statemen paranormal itu tentu saja mengandung unsur sentimen SARA. Sebab Raden Patah dan para wali beragama Islam, sementara Prabu Prawijaya V beragama Hindu. Di sini Raden Patah sebagai simbol kerajaan Islam seolah diposisikan sebagai pihak yang merusak,” tegas Zaenal Petir.

Selain menuai protes dari masyarakat Yogjakarta, Gubernur DIY, Sultan Hamengkubuwono X juga sudah melayangkan surat protes resmi berkop "Gubernur Daerah Istimewa Yogjakarta" yang dialamatkan kepada KPI Pusat.

JAKARTA - Juru bicara masyarakat Yogjakarta di Jakarta, Imam minta kepolisian mengusut dugaan berita bohong gunung Merapi dalam program “Silet”

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News