Polisi Didesak Usut Tayangan
Senin, 07 Februari 2011 – 21:03 WIB
Protes yang sama juga datang dari anggota KPI Daerah Yogjakarta, Zaenal Petir. "Selain berita itu bohong, juga sangat meresahkan dan mengusik sentimen masyarakat Yogja. Bencana besar seharusnya dikembalikan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tapi dalam tayangan tersebut seorang narasumber bernama Permadi membelokkan bahwa bencana besar itu pasti terjadi karena dosa besar Raja Demak, Raden Patah," ujar Zaenal.
Baca Juga:
Diantara dosa besar itu, lanjut Zaenal mengutip pernyataan Permadi adalah kedurhakaan Raden Patah memaksa ayahnya yang bernama Brawijaya V untuk pindah agama, juga kedurhakaan kepada negara dan kedurhakaan kepada agama.
“Statemen paranormal itu tentu saja mengandung unsur sentimen SARA. Sebab Raden Patah dan para wali beragama Islam, sementara Prabu Prawijaya V beragama Hindu. Di sini Raden Patah sebagai simbol kerajaan Islam seolah diposisikan sebagai pihak yang merusak,” tegas Zaenal Petir.
Selain menuai protes dari masyarakat Yogjakarta, Gubernur DIY, Sultan Hamengkubuwono X juga sudah melayangkan surat protes resmi berkop "Gubernur Daerah Istimewa Yogjakarta" yang dialamatkan kepada KPI Pusat.
JAKARTA - Juru bicara masyarakat Yogjakarta di Jakarta, Imam minta kepolisian mengusut dugaan berita bohong gunung Merapi dalam program “Silet”
BERITA TERKAIT
- Polisi Tembak Mati Siswa SMKN 4 Semarang, Keluarga Korban Lapor ke Polda Jateng
- Begini Nasib Aipda R, Polisi yang Tembak Mati Siswa SMKN 4 Semarang
- Kalah di Quick Count, Ridwan Kamil Masih Tunggu Hasil dari KPU
- Siswa SMK Tewas Ditembak Polisi, Menteri HAM Bereaksi Begini
- Keluarga Siswa SMK yang Tewas Ditembak Polisi Mengadu ke Polda Jateng
- 8 Rekomendasi IAGL–ITB untuk Kemandirian Energi & Minerba, Dany Amrul Dorong Peran Kampus