Polisi Diduga Bayar Preman Untuk Bubarkan Demonstran

Polisi Diduga Bayar Preman Untuk Bubarkan Demonstran
Polisi Diduga Bayar Preman Untuk Bubarkan Demonstran
JAKARTA - Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane mengatakan, selain bersikap represif, polisi diduga menggunakan preman bayaran untuk membubarkan aksi demonstrasi mahasiswa yang menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di sejumlah kota, di antaranya Makasar, Palopo, dan Samarinda.

Dalam demonstrasi di Makasar, Senin (17/6) misalnya, para preman muncul dari belakang barikade polisi dan menyerang mahasiswa. Polisi bukannya mengusir para preman, tapi malah membiarkan. Mereka mundur dan hanya menjadi penonton.

"IPW sangat menyesalkan cara-cara yang dilakukan polisi dalam menangani aksi demo ini. Penggunaan preman dalam mengatasi aksi demo mahasiswa bisa memicu konflik horizontal di masyarakat kian meluas," kata Neta di Jakarta, Minggu (23/6).

Para preman tersebut lanjut dia, juga memprovokasi warga sekitar agar ikut melempari mahasiswa. Karena itu, IPW mendesak Kapolri segera memerintahkan para kapolda dan kapolres untuk menghentikan penggunaan preman dalam mengatasi demo mahasiswa.

JAKARTA - Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane mengatakan, selain bersikap represif, polisi diduga menggunakan preman bayaran

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News