Polisi Diduga Bayar Preman Untuk Bubarkan Demonstran
Minggu, 23 Juni 2013 – 14:07 WIB
Neta menerangkan, demo menolak kenaikan harga BBM selama seminggu terakhir terjadi di 62 kota. Dalam aksi itu ada 229 mahasiswa ditangkap dan ada yang sudah dibebaskan, kecuali di Medan masih ditahan 14 mahasiswa. "IPW mendesak agar mahasiswa itu dibebaskan," ujarnya.
Baca Juga:
Selain itu menurut Neta, ada 118 mahasiswa luka dalam aksi demonstrasi menolak kenaikan BBM. Sebagian besar akibat dipukuli dan ditembaki polisi dengan peluru karet. Bahkan 18 diantaranya masih dirawat di RS. Sementara itu, jumlah polisi yang luka ada 9 orang.
Dalam aksi demonstrasi, mahasiswa juga membakar kantor polisi. "Ada 4 kantor polisi dibakar mahasiswa, 2 di Jakarta, 1 di Kendari, dan 1 di Medan," ucap Neta.
Wartawan pun kata Neta, ikut menjadi korban keberingasan polisi. Reporter Trans Tv di Jambi, Andi Nugroho mengalami luka tembak di pelipis, wartawan Alikindi di Ternate mengalami luka tembak di kaki, dan Ismed wartawan Kendari Express mengalami luka pukulan di pelipis.
JAKARTA - Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane mengatakan, selain bersikap represif, polisi diduga menggunakan preman bayaran
BERITA TERKAIT
- Masjid Indonesia Pertama di Yokohama Jepang Resmi Dibangun
- KAI Properti Dukung Pelestarian Lingkungan Melalui Aksi Tanam Pohon
- Mbak Rerie: Pembangunan Kebudayaan Bukan Langkah yang Mudah, Butuh Dukungan Semua Pihak
- Saleh Ingatkan Pemerintah Waspada soal Defisit BPJS Kesehatan
- Gegara Dilarang Pakai Narkoba, RR Tega Aniaya Istri Hingga Tewas
- Mengisi Kuliah Umum di Politeknik PU, AHY Bicara Program Makan Bergizi Gratis