Polisi Dinilai Tak Konsisten
Sabtu, 13 Maret 2010 – 11:37 WIB
JAKARTA- Umar Abduh, mantan tahanan politik kasus pembajakan Woyla, menyangsikan kematian Dulmatin. "Dari ciri-ciri mayatnya, orangnya terlalu tinggi. Lagi pula tidak mungkin gerakan Dulmatin seceroboh itu, jika berada di Indonesia," ujar Umar, sebelum diskusi mengenai terorisme, di Jakarta, Sabtu (13/3).
Secara hirarki pun, lanjutnya, status Dulmatin dan Noordin M Top berbeda. Lucunya, ada kesan dari pemberitaan selama ini bahwa Dulmatin berada di bawah Noordin. "Ini inkonsistennya polisi, Dulmatin dianggap anak buah Noordin M Top. Padahal mereka itu beda sel. Mereka buat sel sendiri," ungkapnya.
Baca Juga:
Dia yakin, kematian Dulmatin hanya bagian dari sebuah skenario besar. Tujuan utama dari skenario tersebut, menarik perhatian dunia, terkait rencana kedatangan Presiden AS Barack Obama ke Indonesia. (lev/jpnn)
JAKARTA- Umar Abduh, mantan tahanan politik kasus pembajakan Woyla, menyangsikan kematian Dulmatin. "Dari ciri-ciri mayatnya, orangnya terlalu
Redaktur & Reporter : Soetomo Samsu
BERITA TERKAIT
- Menteri Lingkungan Hidup Minta TPA Setop Pakai Sistem Open Dumping
- Koalisi BEM Banten Serukan Tolak Upaya Said Didu Mengadu Domba terkait PIK 2
- Teruntuk Jenderal Listyo Sigit, Anda Dicap Terlibat Merusak Demokrasi di Indonesia
- Kasus Korupsi di Kemenhub, KPK Menahan 3 Ketua Pokja Proyek DJKA
- Parcok Cawe-Cawe di Pilkada, Deddy PDIP Serukan Copot Jenderal Listyo
- KSAD Jenderal Maruli: Lulusan Seskoad Harus Mampu Mengemban Tugas Masa Depan