Polisi Geledah Rumah Keluarga Brenton Tarrant di Australia
"Dia berpakaian seperti layaknya orang biasa. Dia tidak pesta-pesta, selalu menutup gorden rumah dan merapikan halaman," tambahnya.
Photo: Rumah tempat tinggal Brenton Tarrant di Kota Dunedin, sekitar 5 jam dari Kota Christchurch, dimana dia membantai 50 orang jamaah masjid, dan puluhan lainnya yang masih dalam kondisi kritis. (ABC News: Barbara Miller)
Seorang wanita yang tinggal di dekat situ mengaku Tarrant terkadang membuatnya tak nyaman. Tarrant, katanya, suka menatapinya saat dia lewat.
"Saya menganggap dia tak bersahabat. Saya tak mau menatapnya," ujar wanita tersebut.
"Saya merinding begitu tahu ternyata dia itu penganut supremasi kulit putih," tambahnya.
Tarrant menamatkan SMA pada 2009 dan dua tahun setelah itu bepergian ke sejumlah negara Asia dan Eropa.
Bosnya saat dia bekerja di gym menggambarkannya "sangat berdedikasi". Dia nyaris tak percaya bahwa Tarrant melakukan penembakan tersebut.
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern menjelaskan Tarrant tidak masuk dalam daftar orang yang diawasi aparat.
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata