Polisi Inggris Tangkap Pendiri WikiLeaks
Rabu, 08 Desember 2010 – 10:20 WIB
Situs WikiLeaks sudah ditutup dan dicekal di AS. Politikus di negara itu mendesak supaya Assange diperlakukan seperti teroris. Pemerintah AS maupun banyak negara di dunia menilai publikasi dokumen dan kawat diplomatik oleh WikiLeaks mengancam keamanan nasional mereka. Jaksa Agung AS Eric Holder menyatakan, pemerintahan Presiden Barack Obama mengkaji rencana menggugat WikiLeaks atas penerbitan dokumen dan kawat diplomatik tersebut.
Meski mendapat tekanan dari service provider, WikiLeaks menyatakan akan jalan terus alias tidak berhenti untuk memublikasikan dokumen rahasia yang mereka dapatkan. Penangkapan Assange juga tidak memengaruhi operasi WikiLeaks. "Apa pun perkembangan terkait dengan Julian Assange tidak akan mengubah rencana kami merilis (dokumen) saat ini dan di masa mendatang," kata juru bicara WikiLeaks, Kristinn Hrafnsson.
Bahkan, WikiLeaks kembali merilis kawat terbaru dari Kedubes AS di Saana, Yaman, setelah Assange ditangkap. Isinya membeberkan bahwa Washington menyebut Yaman sebagai transit utama pengiriman senjata kepada kelompok Hamas di Palestina. Memo itu dibuat pada Juli 2009. Yang dikirimkan ke Gaza lewat penyelundupan itu terdiri atas roket, senapan mesin, dan pelontar granat.
Kawat diplomatik AS lain yang dibocorkan situs tersebut mengungkapkan bahwa kelompok militan Hizbullah di Lebanon telah membeli 50 ribu roket dan rudal. Itu membahayakan dan meningkatkan potensi konflik dengan Israel, sekutu utama AS di Timur Tengah. Apalagi, rudal dan roket itu mampu menjangkau wilayah Israel.
LONDON - Sejak menjadi perbincangan dunia karena situs bocoran dokumen dan data rahasia yang didirikannya, pendiri WikiLeaks Julian Assange terus
BERITA TERKAIT
- Beda dengan Prabowo, Trump Tunjuk Utusan Khusus Presiden untuk Atasi Krisis Ukraina
- Wapres Sara Duterte Digugat Pidana oleh Kepolisian Filipina
- Rawhi Fattuh Jadi Calon Kuat Presiden Palestina, Siapakah Dia?
- Mahmoud Abbas Keluarkan Dekrit Demi Penggantinya di Jabatan Presiden Palestina
- BPK Dorong Tata Kelola Pendanaan Iklim yang Transparan dan Efektif
- Hubungan Presiden dan Wapres Filipina Retak, Beredar Isu Ancaman Pembunuhan