Polisi Kantongi Motif Remaja Peretas Situs KPU, tetapi Masih Ragu
jpnn.com, JAKARTA - Penyidik kepolisian telah memeriksa Arik Alfiki yang sebelumnya ditangkap karena meretas situs Komisi Pemilihan Umum (KPU). Polisi pun telah mengetahui motif remaja 19 tahun itu meretas situs penyelenggara pemilu.
Kabagpenum Divhumas Polri Kombes Asep Adi Saputra mengatakan, pelaku yang berasal dari Payakumbuh, Sumatera Barat meretas situs KPU agar kemampuannya diakui. “Dia sebagai seorang anak muda ingin menyampaikan punya kemampuan seperti itu," ujar Asep kepada wartawan, Senin (29/4).
Selain itu, Arik juga berniat memberikan masukan ke pengelola situs KPU. Sebab, situs KPU masih memiliki celah untuk diretas.
"Dia punya niatan ingin memberikan masukan tentang sistem security dan lain-lain," sambung Asep. Baca juga: Polri Bekuk Peretas Situs KPU
Hanya saja, polisi masih meragukan pengakuan Arik. Karena itu polisi terus menelusuri tindakan Arik mengakses situs KPU secara ilegal.
“Esensinya bahwa illegal access betul-betul nyata menimbulkan kerugian. Itu yang masih didalami," kata Asep.
Baca juga: Pembelaan Ethical Hacker Indonesia untuk Penguji Situs KPU
Hanya saja, status Arik belum tersangka. "Kami masih penyelidikan lebih dalam karena terkait komponen barang bukti juga treck record di dunia siber,” tambah Asep.(cui/jpnn)
Penyidik kepolisian telah memeriksa Arik Alfiki, remaja 19 tahun asal Payakumbuh, Sumatera Barat yang meretas situs Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan
- Selebgram Medan Tersangka Penistaan Agama dan UU ITE
- Korban KBGO Meningkat, Sekolah Politik & Kemenkominfo Bergandengan Mengedukasi Masyarakat
- Dipolisikan Sahabat, Chikita Meidy Buka Suara
- Richard Lee Terancam UU ITE, Pakar Hukum Minta Proses Hukum Dipercepat
- 75 Persen Perusahaan Pernah Terkena Ransomware, Setengah Data Disandera Peretas
- Sebegini Penghasilan 2 Selebgram di Bogor dari Promosi Judi Online