Polisi Sebut Bom Tas di Bengkulu Diduga Terkait Pilkades
jpnn.com, BENGKULU - Polda Bengkulu hingga kini masih menyelidiki kasus bom tas yang meledak di depan rumah Kepala Desa Padang Serunaian, Kecamatan Semidang Alas, Kabupaten Seluma, Bengkulu, pada Sabtu (11/1) pagi.
Polisi menyebut ledakan bom tas tersebut diduga terkait dengan hasil pemilihan kepala desa (pilkades).
Kabid Humas Polda Bengkulu Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) Sudarno mengatakan, sebelumnya memang ada beberapa pihak yang mempermasalahkan hasil Pilkades di desa itu.
Namun, kata Kombes Pol Sudarno, persoalan Pilkades yang melibatkan antara pihak yang tidak terima dan kades terpilih ini sudah sempat didamaikan oleh tokoh masyarakat dan pemangku kebijakan setempat.
"Sebelumnya ada permasalahan pemilihan kepala desa tapi sudah didamaikan. Ternyata hari ini ada kejadian seperti itu (ledakan bom tas). Kayaknya ini lebih pada persoalan personal," jelas Kabid Humas Polda Bengkulu, Sabtu.
Kata Kombes Pol Sudarno, kepolisian masih terus melakukan pendalaman dan penyelidikan untuk mengetahui secara pasti motif dari ledakan bom tas tersebut.
"Kalau identitas pelaku belum kami ketahui. Saat ini kami masih fokus melakukan olah TKP. Kami masih melakukan penyelidikan untuk mengetahui penyebab secara pasti," ujarnya.
Bom tas ini meledak dengan daya ledak rendah dan tidak mengakibatkan kerusakan yang parah di sekitar area ledakan. Namun akibat ledakan tersebut Halidin, ayah kades terpilih Satria Utama mengalami luka di bagian kaki.
Polda Bengkulu hingga kini masih menyelidiki kasus bom tas yang meledak di depan rumah Kepala Desa Padang Serunaian, Kecamatan Semidang Alas, Kabupaten Seluma, Bengkulu, pada Sabtu (11/1) pagi.
- Innalillahi, Ketua BPD Karangtengah Ditemukan Tewas Seusai Pilkades
- Ketua BPD Karangtengah Sukabumi Tewas Seusai Pilkades
- Desa e-Voting
- 3 Orang Dibacok Pendukung Calon Kades, Polres Bangkalan Perketat Pengamanan
- Anggota DPRD Ditodong Senapan oleh Adik yang Kalah Pilkades, Pemicunya tak Disangka
- Pilkades Serentak di Lombok Tengah Resmi Ditunda sampai 2025