Polisi Sudah Terima Laporan Tiga Laki-Laki Korban Gilang Bungkus

jpnn.com, SURABAYA - Polrestabes Surabaya bersama dengan Polda Jawa Timur masih mengusut kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukan eks mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga Surabaya bernama Gilang. Dalam kasus ini, petugas masih melacak para korban kasus yang viral disebut ‘Gilang Bungkus’ itu.
Kabid Humas Polda Jawa Timur Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan, sejauh ini ada tiga korban yang sudah melapor. “Ketiganya ini laki-laki semua,” kata Trunoyudo ketika dikonfirmasi, Kamis (6/8).
Mantan Kabid Humas Polda Jawa Barat ini mengatakan, selain memeriksa saksi, mereka juga mengumpulkan barang bukti guna memenuhi unsur pidana di kasus tersebut. Salah satunya dengan menggeledah indekos Gilang.
“Iya dilakukan (penggeledahan) untuk mengumpulkan bukti di kasus ini,” sambung Trunoyudo.
Ketika disinggung soal identitas para korban, Trunoyudo enggan menjelaskannya karena masuk dalam ranah penyidikan dan mereka menjaga privasi para korban.
Diketahui, saat ini Gilang sudah di-drop out (DO) oleh pihak Unair. Pasalnya, kejadian ini telah viral dan Gilang dianggap merusak nama baik universitas
Kasus tentang dugaan seseorang dengan orientasi seksual menyimpang, yang disebut fetisisme atau fetishisme erotis, menggemparkan jagat media sosial Twitter beberapa waktu lalu.
BACA JUGA: Mengejutkan, Pengakuan Oknum Dosen Pembunuh Sang Kekasih
Aparat kepolisian masih mengusut kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukan eks mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga Surabaya bernama Gilang. Dalam kasus ini, petugas masih melacak para korban kasus yang viral disebut ‘Gilang Bungkus’ i
- Remaja Pelaku Pencabulan 16 Anak di Pinrang Diringkus Polisi
- Satpol PP Surabaya Temukan 2 RHU Jual Miras saat Ramadan
- KAI Daop 8 Tes Narkoba Kepada 100 Pekerja, Ini Hasilnya
- Info Penting, Masyarakat Surabaya Harap Lakukan Ini Sebelum Mudik Lebaran 2025
- Ayah Lecehkan Anak Tirinya di Pasar Minggu Ditangkap Polisi
- Inilah Hasil Drawing Barati Cup International East Java 2025