Polisi tak Perlu Kenakan Rompi Anti-Peluru

Polisi tak Perlu Kenakan Rompi Anti-Peluru
Prof.DR.Adrianus Meliala. Foto: dok.JPNN

Perlu melibatkan TNI?

Tindakan pelibatan menurut saya memang bagus. Tapi TNI kan tidak punya database terkait modus maupun dugaan-dugaan di balik aksi para pelaku. Jadi ini sebenarnya lebih terkait soal knowledge terhadap kasus tersebut dan yang memiliki itu polisi. Kalau soal kemampuan tempur misalnya, Densus 88 atau Brimob juga kan punya. Jadi cukuplah dengan melibatkan mereka.

Menurut anda perlukah polisi menggunakan rompi anti-peluru setiap saat?

Itu biayanya terlalu mahal. Lagi pula penggunaan rompi anti peluru akan sangat merepotkan dan tidak ada gunanya. Penggunaan rompi anti peluru akan menyulitkan pergerakan petugas di lapangan. Kecuali memang dalam operasi-operasi khusus, tentu diperlukan untuk pengamanan. Yang penting pengejarannya diintensifkan terus. Jangan berhenti sebelum terungkap. Polisi perlu all out menghadapi kondisi ini.

Ada kemungkinan tindakan pelaku meluas ke masyarakat?

Saya pikir wajar masyarakat menjadi khawatir. Tapi menurut saya ketakutan kita tidak usah terlalu berlebihan. Misalnya menjadi tidak berani keluar malam, atau dikecam perasaan waswas setiap saat. Intinya masyarakat cukup meningkatkan kewaspadaan. Karena aksi kejahatan dapat terjadi di mana saja.***

 


AKSI penembakan terhadap aparat kepolisian kian mengkhawatirkan. Dalam tiga bulan terakhir tercatat lima nyawa aparat melayang sia-sia, saat bertugas


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News