Polisi Tetapkan 7 Anggota PPLN Kuala Lumpur Sebagai Tersangka
jpnn.com - JAKARTA - Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri menetapkan tujuh anggota Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Kuala Lumpur, Malaysia, sebagai tersangka kasus dugaan tindak pidana pemilu terkait penambahan jumlah pemilih.
Penetapan tersangka dilakukan setelah polisi melakukan gelar perkara pada Rabu (28/2) di Ruang Rapat Subdit IV Dittipidum Bareskrim Polri.
"Ada tujuh tersangka," kata Direktur Tipidum Bareskrim Polri Brigjen Djuhandhani Rahardjo Puro, di Jakarta, Kamis (29/2).
Penyidikan kasus ini sudah dilakukan sejak penyidik menerima laporan polisi dengan Nomor: LP/B/60/II/SPKT Bareskrim Polri, tanggal 20 Februari 2024 dengan pelapor Rizky Al Farizie.
Dari laporan polisi tersebut diterbitkan Surat Perintah Kabareskrim Nomor: Sprin/1635/II/RES.1.24./2024/ Bareskrim, tanggal 28 Februari 2024.
Hasil gelar perkara ditemukan adanya dugaan tindak pidana berupa dengan sengaja menambah atau mengurangi daftar pemilih dalam pemilu setelah ditetapkannya daftar pemilih tetap dan/atau dengan sengaja memalsukan data dan daftar pemilih yang terjadi dalam kurun waktu sekitar tanggal 21 Juni 2023 sampai dengan sekarang.
Pelanggaran ini melanggar ketentuan dalam Pasal 545 dan/atau Pasal 544 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, yang terjadi di KBRI Kuala Lumpur, Malaysia.
"Sesuai fakta-fakta yang ditemukan dalam gelar perkara, enam tersangka diduga menambah atau mengurangi daftar pemilih. Satu tersangka diduga sengaja memalsukan data dan daftar pemilih," kata Djuhandhani.
Polisi menetapkan tujuh anggota PPLN Kuala Lumpur, Malaysia, sebagai tersangka kasus dugaan tindak pidana pemilu
- Pelaku Utama Laboratorium Narkotika Rahasia di Bali Asal Ukraina
- Polisi Ungkap Motif Pembunuhan Seorang Janda di Lampung Selatan, Ternyata
- Propam Polri Amankan Belasan Polisi Terduga Pemeras di DWP
- Contraflow Tol Jakarta-Cikampek Mulai Diterapkan Hari Ini
- KPK Jerat 2 Orang sebagai Tersangka Kasus Korupsi PT PP
- Konfigurasi Politik Nasional Dinilai Tak Mendukung Sikap Polisi untuk Humanis