Polisi Tidur

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Polisi Tidur
Ilustrasi Polri. Foto: dok.JPNN.com

Istilah itu dipakai untuk menggambarkan seseorang yang bertabiat buruk yang suka berbuat kejahatan ringan sampai  berat.

Menyebut polisi sebagai wercok adalah bagian dari upaya sekalangan masyarakat untuk mengritik polisi yang bertingkah tidak terpuji. 

Masyarakat yang tidak puas tidak semuanya berani melakukan kritik terbuka, apalagi melakukan protes secara terang-terangan. 

Polisi sudah menjadi institusi yang powerful dan masyarakat takut mengritiknya secara terbuka.

Penyebutan wercok bisa disebut masih cukup ringan kalau dibanding dengan gerakan anti-polisi di luar negeri, terutama di Amerika Serikat. S

ejak 2020 gerakan anti-polisi meluas setelah munculnya kasus pembunuhan terhadap pemuda kulit hitam George Floyd oleh polisi. 

Masyarakat yang marah melakukan demonstrasi luas dengan memakai semboyan ACAB, All Cops Are Bastards yang artinya ‘’semua polisi adalah bajingan’’.

Sikap keras masyarakat Amerika itu muncul karena serangkaian kekerasan yang dilakukan polisi terhadap masyarakat, khususnya kulit hitam. 

Gus Dur semasa hidupnya menyebut hanya ada tiga polisi jujur. Kapolri juga mengutip joke itu sambil mengatakan hal itu menjadi satire yang mengingatkan Polri.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News