Polisi Umbar Gas Air Mata, Fadli Zon Jadi Curiga
jpnn.com - JAKARTA - Unjuk rasa Aksi Bela Islam II di depan Istana Negara, Jumat (4/11) yang berlangsung tertib hingga magrib akhirnya berakhir ricuh.
Bentrok pecah saat bakda isya ketika massa dipaksa bubar oleh polisi dengan tembakan gas air mata.
Menurut Wakil Ketua DPR Fadli Zon, bentrok itu perlu diteliti penyebabnya. "Insiden malam hari itu perlu diteliti karena pertama kali disebabkan gas air mata," ujar Fadli dalam sebuah diskusi di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (5/11).
Wakil ketua umum DPP Gerindra itu menegaskan, demonstrasi yang diikuti ratusan ribu umat Islam itu secara keseluruhan berlangsung aman, tertib dan damai. Fadli yang ikut dalam aksi itu menyaksikan sendiri lautan massa yang tetap tertib.
Karenanya politikus yang dikenal vokal mengkritik Presiden Joko Widodo itu merasa curiga dengan munculnya bentrok. Sebab, sebelumnya demonstrasi bisa berlangsung aman dan tertib.
"Kalau melihat di lapangan, sepanjang mata memandang, itu satu juta (orang). Kita melihat langsung dengan pandangan mata di sana itu satu juta," katanya.
Namun, Fadli sangat menyesalkan sikap Presiden Joko Widodo yang tak mau menemui para ulama perwakilan massa Aksi Bela Islam II. Sebab, presiden yang beken disapa dengan nama Jokowi itu justru memilih meninjau proyek infrastruktur di Bandara Soekarno Hatta.
Fadli menegaskan, andai Jokowi mau bertemu dengan ulama wakil pengunjuk rasa maka pertemuan itu bisa menjadi forum mediasi. "Sayang sekali presiden tidak menerima delegasi," tuturnya.
JAKARTA - Unjuk rasa Aksi Bela Islam II di depan Istana Negara, Jumat (4/11) yang berlangsung tertib hingga magrib akhirnya berakhir ricuh. Bentrok
- KTKI-P Laporkan Kebijakan Kemenkes, Wakil Presiden Diminta Turun Tangan
- Sidang Korupsi Timah, Hakim Pertanyakan Penghitungan Kerugian Negara Berdasarkan IUP
- PMI yang Jadi Korban Pembunuhan di Hongkong Dipulangkan ke Tanah Air
- Polda Metro Jaya Buru Tersangka Penggelapan Haksono Santoso
- Masih Ragu Transplantasi Rambut? Simak Kiat Berikut
- Ketua Umum Bhayangkari Hibur Anak-anak Pengungsi Erupsi Gunung Lewotobi