Polisi Ungkap Kronologi Kasus Pembacokan di Ponpes Ibun Bandung, Oh Ternyata

"Di tengah jalan, santri F, 23, melihat si santri A yang menganiaya santriwati ini. Karena masih pada bawa golok, ribut, langsung ditebas," jelasnya.
Deny menuturkan, pihaknya masih menyelidiki ihwal tujuan awal santri anak A mendatangi santriwati.
Pasalnya kondisi santriwati sudah dengan celana yang terbuka. Dugaan sementara, hendak dilakukan aksi pemerkosaan.
"Sebelum dia meninggal itu, santri A entah melakukan apa dengan santriwati ini. Soalnya kondisi santriwatinya celana sudah terbuka, tetapi celana dalam belum terbuka," ujarnya.
"Apakah ditarik, atau mau terjadi pemerkosaan, karena kami belum bisa mengambil keterangan, yang bersangkutan masih dirawat di rumah sakit," lanjutnya.
Pascakejadian, santri F yang membacok A menyerahkan diri ke polisi dan dilakukan pemeriksaan. Sementara, santriwati F yang diduga korban pemerkosaan masih dalam perawatan.
"Si santri A sempat dirawat, sekitar jam 6 pagi dapat kabar yang menganiaya santri meninggal dunia. Jadi dua kejadian, dua TKP, dua korban, dua tersangka sebenarnya," ungkap dia.
Peristiwa ini, kata Deny, sudah dilimpahkan ke pihak Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polresta Bandung untuk dilakukan penyelidikan lebih lanjut.
Seorang santri di salah satu pondok pesantren di Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung tewas bersimbah darah pada Rabu (5/3/2025) sekitar pukul 01.30 WIB.
- Dedi Mulyadi Pangkas Dana Hibah APBD 2025 untuk Pondok Pesantren
- Curhat Priguna Anugerah Seusai Tersandung Kasus Pemerkosaan, Ingin Profesi Dokternya Tetap Diakui
- Ini Motif Remaja di Serang Membacok Tamu di Acara Pernikahan
- Dokter Priguna Bawa Obat Bius Sendiri untuk Memperdaya Para Korbannya
- Kejati Jabar Tunjuk 4 Jaksa dalam Perkara Pemerkosaan Dokter Residen Priguna
- Sayangkan Identitas Korban Pemerkosaan Dokter Priguna Bocor, Dedi Mulyadi: Seharusnya Dilindungi