Politik Identitas Sangat Berbahaya di Indonesia
jpnn.com, JAKARTA -
jpnn.com, JAKARTA -
Peneliti Centre for Strategic and International Studies (CSIS) J Kristiadi menilai politik identitas sangat berbahaya untuk perpolitikan di Indonesia. Sebab, kata dia, masyarakat Indonesia belum dewasa dalam memahami identitas itu dalam kepentingan berbangsa.
"Politik identitas sangat berbahaya kalau dijadikan konsumsi politik di Indonesia," kata Kristiadi dalam Diskusi Selasa bertajuk Kohesi Sosial yang Mulai Retak di Masyarakat di Kantor DPP NasDem, Jakarta Pusat, Selasa (8/5).
Kristiadi mencontohkan kealpaan politik identitas yang terjadi di Indonesia. Antaranya aturan khusus yang mengatur kepala daerah wajib dijabat oleh putra wilayahnya.
"Seperti di Papua, kepala daerahnya harus dari rumpun Melanesia. Kemudian DIY itu harus dari orang ketahtaan. Sekarang kita lihat apakah itu menjamin daerahnya maju," kata Kristiadi.
Oleh karena itu, menurut dia, identitas seseorang belum tentu mengayomi masyarakat serumpunnya ketika menjabat sebagai pemimpin. Kristiadi menilai, pemimpin harus memegang teguh nilai dan moral.
Sementara di Indonesia, kata dia, politik identitas hanya digunakan untuk memecah belah bangsa. Seperti menggunakan politik identitas untuk tidak mempercayai instansi pemerintahan yang dianggap tidak berprestasi.
Politik yang mengutamakan identitas seseorang hustru hanya digunakan untuk memecah belah bangsa.
- Ketua DPP NasDem Ajak Warga Teluk Merempan Dukung Afni Zulkifli-Syamsulrizal
- Bang Long Minta Masyarakat Melayu Jangan Dibawa untuk Komoditas Politik Kepri
- Laurenzus Kadepa, Wakil Rakyat Progresif Revolusioner yang Dirindukan Rakyat
- NasDem Tak Setor Nama Kader untuk Kabinet Prabowo, Ini Pertimbangannya
- Ahmad Ali Respons Serangan Rival dengan Pujian, Pengamat: Bukti Kematangan Berpolitik
- Rapat Perdana Bareng Timses, Pramono-Rano Sepakat Tidak Gunakan Politik Identitas