Politik Kuda

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Politik Kuda
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kanan) dengan Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani menunggangi kuda di Hambalang, Jawa Barat, Minggu (4/9). Foto: Dokumen DPP Gerindra.

Akan tetapi, politik penuh dengan langkah-langkah kuda yang sulit diprediksi.

PDIP yang notabene sudah aman untuk menentukan calon presiden sendiri--karena sudah mengantongi tiket ambang batas 20 persen--malah terkesan lambat dan gamang.

PDIP tidak cukup percaya diri untuk memutuskan calon presiden yang bakal diusungnya.

Puan Maharani memang sudah ditahbiskan sebagai putri mahkota. Akan tetapi, elektabilitas Puan yang masih rendah membuat PDIP harus memikirkan langkah kuda supaya pencalonan Puan bisa aman.

Prabowo yang melihat PDIP lamban bergerak mengambil inisiatif cepat dengan merangkul PKB.

Ini adalah langkah kuda untuk mengamankan pencalonan Prabowo yang membutuhkan koalisi dengan PKB untuk memenuhi ambang batas 20 persen.

Langkah kuda Prabowo mendapat respons dari PDIP.
Supremo PDIP Megawati Soekarnoputri menugasi sang putri mahkota untuk segera bergerak melakukan penjajakan ke berbagai partai.

Puan kemudian menemui Surya Paloh, supremo Partai Nasdem yang sudah terlebih dahulu mengumumkan 3 nama bakal calon presiden yang kemungkinan diusung.

Prabowo terlihat mengajari cara-cara dasar menunggang kuda, dan Puan Maharani terlihat cukup senang dengan pengalaman barunya. Diplomasi kuda sedang berlangsung

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News