Politik Mebel

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Politik Mebel
Pelantikan menteri dan wakil menteri oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Rabu (15/6). Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden

Mengangkat panglima TNI dari kalangan angkatan udara tentu membutuhkan keahlian manuver tersendiri, dan Jokowi melakukannya dengan relatif aman dan nyaman.

Sukses dengan skenario Hadi Tjahjanto, Jokowi kemudian bermanuver lagi dengan Listyo Sigit Prabowo. 

Kali ini manuvernya harus lebih halus dan berhati-hati karena mengangkat seorang kapolri non-muslim adalah ‘’against all odds’’. 

Lagi-lagi, Jokowi bisa mendayung di antara dua karang dan bisa meloloskan orang dekat dan orang pilihannya menjadi kapolri. 

Kalau Listyo bisa mengawal masa transisi 2024 sesuai dengan harapan Jokowi, maka jalur reward di kabinet sudah menantinya sebagai menteri dalam negeri, seperti yang dinikmati oleh Tito Karnavian sekarang. 

Posisi menteri dalam negeri yang biasanya menjadi jatah parpol, di era Jokowi berubah menjadi jatah polri. 

Hadi Tjahjanto sudah mendapatkan reward menjadi menteri agraria sesuai dengan amal kebaikannya kepada Jokowi. 

Menggeser Sofyan Djalil adalah manuver paling aman di antara pilihan yang ada yang bisa diambil Jokowi. 

Jokowi terbukti piawai memaikan politik mebel, dengan menciptakan banyak kursi dan membagi-bagikannya kepada para pendukungnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News