Politik Mebel
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Mengangkat panglima TNI dari kalangan angkatan udara tentu membutuhkan keahlian manuver tersendiri, dan Jokowi melakukannya dengan relatif aman dan nyaman.
Sukses dengan skenario Hadi Tjahjanto, Jokowi kemudian bermanuver lagi dengan Listyo Sigit Prabowo.
Kali ini manuvernya harus lebih halus dan berhati-hati karena mengangkat seorang kapolri non-muslim adalah ‘’against all odds’’.
Lagi-lagi, Jokowi bisa mendayung di antara dua karang dan bisa meloloskan orang dekat dan orang pilihannya menjadi kapolri.
Kalau Listyo bisa mengawal masa transisi 2024 sesuai dengan harapan Jokowi, maka jalur reward di kabinet sudah menantinya sebagai menteri dalam negeri, seperti yang dinikmati oleh Tito Karnavian sekarang.
Posisi menteri dalam negeri yang biasanya menjadi jatah parpol, di era Jokowi berubah menjadi jatah polri.
Hadi Tjahjanto sudah mendapatkan reward menjadi menteri agraria sesuai dengan amal kebaikannya kepada Jokowi.
Menggeser Sofyan Djalil adalah manuver paling aman di antara pilihan yang ada yang bisa diambil Jokowi.
Jokowi terbukti piawai memaikan politik mebel, dengan menciptakan banyak kursi dan membagi-bagikannya kepada para pendukungnya.
- Dukungan Anies untuk Pram-Rano Bakal Berdampak Signifikan
- Agung Sebut Pilkada Jateng Jadi Ajang Pertarungan Efek Jokowi vs Megawati
- Ikuti Arahan Jokowi, Pujakesuma Dukung Ridwan Kamil-Suswono di Pilkada DKI
- KPK Cecar Ipar Jokowi terkait Pengaturan Lelang di Kemenhub
- Tanggapi Dukungan Jokowi Kepada Ridwan-Suswono, Syafrudin Budiman: Tanda-Tanda Kemenangan
- Pilkada Landak: Kaesang Sebut Heri-Vinsesius Didukung Jokowi & Prabowo