Politik Mebel

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Politik Mebel
Pelantikan menteri dan wakil menteri oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Rabu (15/6). Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden

Krisis minyak goreng yang berkepanjangan memberi alasan yang perfek bagi Jokowi untuk menggusur Muhammad Lutfi dari kursi menteri perdagangan.

Menggeser Lutfi tidak ada risiko politik yang berarti karena Lutfi tidak berafiliasi dengan partai politik. 

Jokowi justru bisa mendapatkan simpati publik karena selama ini Lutfi dianggap tidak kapabel dalam menangani krisis minyak goreng.

Justru Jokowi mengambil risiko dengan mengoper jabatan ini kepada Zulhas, karena posisi ini bisa disebut sebagai kursi panas. 

Sebelum mengangkat Lutfi, posisi menteri perdagangan diduduki oleh Agus Suparmanto kader PKB (Partai Kebangkitan Bangsa). 

Ternyata Agus tidak bertahan lama dan menjadi korban perombakan kabinet digantikan oleh Lutfi.

Banyak yang menduga kursi mendag akan diisi oleh profesional. 

Akan tetapi, Jokowi memilih langkah balik kucing dengan mengembalikan kursi itu kepada parpol pendukung. 

Jokowi terbukti piawai memaikan politik mebel, dengan menciptakan banyak kursi dan membagi-bagikannya kepada para pendukungnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News