Politik Membaik, Dana Parkir di Luar Negeri Harus Balik
jpnn.com - JAKARTA - Di tengah ketatnya likuiditas perbankan Indonesia, uang yang terparkir di luar negeri milik pribumi kembali menjadi perhatian. Nilai uang Warga Negara Indonesia (WNI) disimpan di negara lain itu diperkirakan sedikitnya seperempat dari total Produk Domestik Bruto (PDB).
Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Budi G Sadikin mengatakan tersimpannya dana di luar negeri memang memiliki sejarah tersendiri karena sejumlah alasan. Terutama akibat adanya ketegangan efek dari sebuah kebijakan.
"Di Eropa itu ada Swiss. Dulu ada perang dunia satu dan dua yang membuat politik di Eropa sana tegang lalu orang simpan uang di Swiss. Kenapa ada Dubai, ada Bahrain di middle east, karena dulu India-Pakistan ribut terus. Arab sama Israel rebut terus. Jadi orang takut kan, orang kayanya mengeluarkan uangnya ditaruh di Bahrain dan Dubai. Asia juga sama, Vietnam Utara-Vietnam Selatan ribut, China sama Taiwan, Korea Utara dengan Kora Selatan, Indonesia juga pernah dilanda isu komunis. Akhirnya ada Singapura dan Hong Kong (tempat dianggap paling aman simpan uang)," kisahnya saat menjadi pembicara Halal bihalal dan Workshop antara Self Regulatory Organization (SRO) dengan Anggota Bursa, Bank Kustodian, dan Emiten di Jakarta, Senin (18/8).
Salah satu cara agar uang itu kembali adalah stabilitas politik. Terbukti ketika tembok Berlin jatuh, ketegangan Jerman Barat-Jerman Timur pudar. "Begitu itu mencair, bisnis perbankan Swiss turun juga waktu itu (uang orang kaya Jerman kembali ke Jerman)," terusnya.
Hal serupa bisa terjadi di Indonesia. Syaratnya politik di Indonesia harus stabil meskipun untuk itu harus melawan kepentingan lain terutama yang tidak menginginkan kembalinya dana tersebut ke dalam negeri.
"Ya balik lagi, kalau ada orang yang tidak mau kehilangan bisnis itu, jangan sampai politik Indonesia stabil. Jadi kita juga harus hati-hati, jangan terlalu naif. Yang pasti kalau politik stabil, otomatis kepastian hukum dan pajak juga akan membaik," yakinnya.
Sedangkan Dirut Bursa Efek Indonesia (BEI) Ito Warsito mengatakan, masih banyaknya dana asing terparkir di luar negeri memang berseberangan dengan tingginya dana asing yang masuk ke pasar saham. Sampai kemarin, pembelian bersih investor asing (foreign net buy) di bursa saham Indonesia senilai Rp 55,9 triliun.
"Rekor tertinggi selama ini. Itu hanya di saham. Kalau di pasar modal termasuk surat utang (obligasi korporasi) sudah lebih dari Rp 100 triliun," ucapnya, di tempat yang sama.
JAKARTA - Di tengah ketatnya likuiditas perbankan Indonesia, uang yang terparkir di luar negeri milik pribumi kembali menjadi perhatian. Nilai uang
- Gandeng Pengusaha Lokal, Tangkas Motor Listrik Ekspansi ke Jawa Timur
- Majoo Expert Solusi Nyata untuk Para Pelaku Usaha di Indonesia
- BNI Culture Fest 2024: Transformasi Dalam Membangun Budaya Kerja & Kinerja
- Dampingi Prabowo Bertemu PM Trudeau, Menko Airlangga: Ini Mampu Tingkatkan Perdagangan
- Kemenko Perekonomian Meluncurkan Satgas Jejaring Advokasi Inklusi Keuangan Digital
- Dihadiri 25 Pakar & Praktisi Terkemuka, IKF 2024 Diikuti Lebih dari 1.600 Peserta