Politik 'Menyindir' SBY Tak Elegan
Sabtu, 13 Desember 2008 – 16:30 WIB

Politik 'Menyindir' SBY Tak Elegan
JAKARTA - Politik 'menyindir' yang dikembangkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menuai tanggapan beragam. salah satunya dari pengamat politik Universitas Indonesia Arbi Sanit. Pengamat politik yang kerap bicara lantang itu menilai, sindiran SBY terhadap Sultan Hamengkubuwono X yang tidak menghadiri Rakor Gubernur beberapa waktu lalu, sebagai langkah politik yang tidak elegan. Sebab, melalui sindirannya, lanjut Arbi Sanit, SBY sedang mempertontonkan bentuk persaingan yang tidak elok. '' Tidak bisa dipungkiri lagi, saat ini antara SUltan HB X dan SBY sedang terlibat persaingan. Dalam persaingan itu, ada yang curang dan kejam. Ada yang elegan dan tidak elegan. Nah, kalau SBY ini, kita anggap saja kurang elegan,'' kata Arbi Sanit seusai menghadiri sebuah diskusi di Jakarta, Sabtu (13/12). Selebihnya, Sultan enggan untuk menanggapinya lebih lanjut. Meski begitu, ia menampik anggapan bahwa ia mulai membuka front terhadap SBY. ''Saya ini masih gubernur. Apa untungnya saya berlaku seperti itu. Dan SBY itu juga teman saya kok,'' ujarnya dengan mimik serius. Sultan juga menolak anggapan semenjak mendeklarasikan diri sebagai calon presiden, 28 Oktober silam, dirinya sengaja menghindari pertemuan dengan SBY. ''Hehehe.... kalau ada yang menganggap seperti itu, pasti ya wartawan,'' selorohnya. (aj/JPNN)
Tidak elegan, kata Arbi Sanit, karena sebelumnya Sultan sudah memberitahukan terlebih dahulu tentang ketidak hadirannya dalam rapat gubernur tersebut. Seperti diberitakan sebelumnya, Sultan HB X beralasan karena pembukaan rapat dimajukan dari rencana sebelumnya jam 19.30, maka ia tidak bisa menghadiri acara tersebut dan mewakilkan kepada wajil Gubernur Paku Alam IX. ''Kalau sudah begini, Sultan HB X tidak mau menghadiri undangan, lalu yang mengundang marah. Seharusnya SBY tidak boleh marah, kalau yang diundang sudah memberikan kabar dan alasan akan ketidak hadirannya,'' Arbi menandaskan.
Baca Juga:
Sultan sendiri mengaku enggan menanggapi polemik ini. ''Hal-hal seperti itu tidak perlu ditanggapi, karena saya sudah memberikan penjelasan sebalumnya kepada pihak pengundang mengenai ketidak hadiran saya. Kalau soal untuk kepentingan rakyat, apa yang saya lakukan juga untuk kepentingan rakyat. Saya setuju dengan pernyataan Presiden bahwa pemimpin yang baik selalu mengutamakan kepentingan rakyat. Dan itu juga yang sedang saya lakukan,'' kata Hamengkubuwono X kepada JPNN.
Baca Juga:
JAKARTA - Politik 'menyindir' yang dikembangkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menuai tanggapan beragam. salah satunya dari pengamat
BERITA TERKAIT
- Wakil Ketua MPR Eddy Soeparno Raih Cum Laude dan Menjadi Wisudawan Terbaik FISIP UI
- BPKH Temui Pengurus PBNU, Minta Dukungan Terkait Revisi UU Pengelolaan Keuangan Haji
- Sambut Ramadan, Ketum Kadin DKI Diana Dewi Ziarah ke Makam Orang Tua
- Sumpah Advokat Razman Arif Dibekukan, Chandra Sampaikan Pendapat Hukum
- Pengumuman Seleksi Administrasi PPPK Tahap 2 Muncul Jabatan Tampungan, BKN Angkat Suara
- Wamentrans Viva Yoga Mengajak Alumni Cipayung Plus Berkolaborasi Membangun Bangsa