Politik Saling Kunci Habiskan Energi
Jumat, 10 Desember 2010 – 00:00 WIB
Dalam kesempatan sama, Priyo Budi Santoso menyampaikan soal malapetaka pemilihan kepala daerah langsung yang terjadi di Indonesia. Menurut dia, saat ini hampir setiap kepala desa, wali kota, wakil wali kota, bupati, wakil bupati, gubernur, dan wakil gubernur dipilih melalui mekanisme pemilihan langsung.
“Kita melihat mahalnya demokrasi. Biaya ekonomi dalam arti logistik dan dan biaya sosialnya tinggi. Kita melihat pilkada selalu sisakan satu hal, yaitu gesekan antarpendukung partai,” kata dia.
Hal ini, kata Priyo, mencemaskan dan menjadi ancaman terhadap kehidupan demokrasi di Indonesia. Rakyat menjadi lelah. Jika dibiarkan, tak mustahil tempat pemungutan suara semakin ditinggalkan rakyat. Cita-cita untuk mewujudkan sistem demokrasi yang baik bak mimpi di siang bolong.
Oleh karena itu, lanjut politisi Partai Golkar itu, wacana pemilihan kepala daerah dilakukan secara serentak, sehingga dengan demikian biaya ekonomi dan sosial dapat diminimalisasi.
JAKARTA - Pengamat dari Sugeng Sarjadi Syndicate (SSS) Sukardi Rinakit, mencermati sepanjang 2010 ini terjadi fenomena politik saling kunci. Adapun
BERITA TERKAIT
- Menteri Agama: Pengumuman Libur Ramadan Disampaikan Senin
- Menko AHY Bicara soal Harga Tiket Transportasi Mudik Lebaran 2025: Lebih Terjangkau
- Hadiri Perayaan Natal di BRIN, Menko AHY Ingatkan Soal Toleransi dan Persatuan
- Ikatan Notaris Indonesia Versi Kongres Cilegon: Keputusan Dirjen AHU Sewenang-wenang
- Pemerintah Daerah Ikut Patungan Rp 5 Triliun untuk Membiayai Makan Bergizi Gratis
- Mentrans Iftitah: Kesuksesan Milik Mereka yang Bekerja Keras