Politik Sering Tegang, Hasto Menonton Teater Humor
jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menyatakan bahwa politik di Indonesia membutuhkan humor. Menurutnya, humor penting untuk mencairkan politik yang kadang-kadang tegang.
"Politik tanpa humor yang muncul adalah sebuah ketegangan. Makanya kami mencairkan suasana," ucap Hasto jelang menyaksikan pertunjukan teater Pemburu Utang di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat (2/11).
Pemburu Utang merupakan bagian dari program Indonesia Kita. Sejumlah komedian ikut bermain dalam pementasan itu, antara lain Cak Lontong, Akbar, Marwoto, Mucle, Joned dan Wisben.
Hasto menegaskan, humor merupakan cara cerdas untuk melayangkan kritik. Dengan humor, kata politikus asal Yogyakarta itu, kritik bisa disampaikan tanpa menyinggung perasaan orang lain.
"Melalui humor itu, kritik bisa disampaikan dengan ringan tanpa ada orang yang terbawa perasaannya dan kemudian tersinggung hingga membuat tindakan kontra," ucap dia.
PDI Perjuangan, lanjut Hasto, ingin menghadirkan politik berbudaya. Dengan politik berbudaya, seseorang bisa melihat Indonesia dengan perspektif yang luas.
"Jadi kami ingin menghadirkan ebuah politik kebudayaan. Dalam kritik tetapi melalui humor," ucap dia.
Menurut Hasto, politik tanpa kebudayaan ibarat padang pasir gersang. “Namun, kebudayaan memperindah kualitas kebangsaan. Kan, semua juga berakar dari nilai kemanusiaan itu," timpal dia.(mg10/jpnn)
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyatakan bahwa politik di Indonesia yang kadang-kadang tegang juga membutuhkan humor.
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan
- PKB Sentil PDIP soal PPN 12 Persen
- Perihal Kenaikan PPN 12 Persen, Pengamat: PDIP Harus Bertanggung Jawab
- Deddy PDIP Yakin Pemberedelan Pemeran Lukisan Yos Suprapto Bukan Perintah Prabowo, Lalu Siapa?
- Versi Legislator PDIP, PPN 12 Persen Masih Bisa Diubah Pemerintahan Prabowo
- Jawab Tudingan, Dolfie PDIP Bilang Aturan PPN 12% Diinisiasi Pemerintahan era Jokowi
- Soal Kenaikan PPN 12 Persen, Wihadi Sebut PDIP Buang Muka