Hikayat Achmad Sjaichu (5)
Politik Tak Lagi Menarik Minat
Selasa, 18 Juli 2017 – 10:58 WIB
Pada serial ke-empat, cerita kita sampai pada Sjaichu keluar dari Nahdlatul Ulama, akhir 1970-an.
Ini sedikit terusannya…
27 Ramadhan 1398 H, atau 31 Agustus 1978. Sekira seratus ulama berkumpul di Pondok Pesantren At-Thahiriyah, Jakarta Selatan.
Tak hanya selingkar Indonesia, ada juga yang datang dari Singapura.
Di puncak runding, mereka sepakat membentuk Ittihadul Muballighin (persatuan para mubaligh). Nama organisasi itu diusulkan oleh Achmad Sjaichu.
Sjaichu pula yang secara aklamasi dipilih sebagai pemimpin.
Ittihadul Muballigin, dikomentari sebagian orang pada waktu itu, didirikan untuk menyaingi NU.
Dalam buku biografinya, tertulis bahwa Sjaichu mengacuhkan saja pendapat itu.
PERSIS 29 tahun lampau. 17 Juli 1988. Pesantren Al-Hamidiyah, Depok dibuka. Pendirinya K.H Achmad Sjaichu. Orang penting di panggung sejarah Indonesia.
BERITA TERKAIT
- Heru B. Wasesa dan Tim Gali Fakta Sejarah Nusantara dari Perspektif Eropa
- Seusai Dilantik, Empat Menteri dari NU Minta Restu Rais Aam dan Ketum PBNU
- Tersangka Penganiayaan Rombongan Kiai NU Terancam 5 Tahun Bui
- Astrid Nadya Rizqita Terpilih Lagi Jadi Presiden Pemuda OKI/OIC Youth Indonesia
- Ratusan Kiai Membahas Persiapan MLB Nahdlatul Ulama
- Kusumayati Dipidana Anak Sendiri, PCNU Karawang: Surga di Telapak Kaki Ibu