Politikus Gelora Sudah Melihat Tanda-Tanda PPKM Darurat Bakal Gagal
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Bidang Kebijakan Publik Partai Gelora Indonesia Achmad Nur Hidayat menilai kebijakan penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat di Pulau Jawa dan Bali tidak efektif menekan penyebaran COVID-19 varian Delta.
Nur Hidayat menyinggung belum melambatnya laju kematian dan kasus aktif sejak pelaksanaan PPKM Darurat.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, kasus COVID-19 di Indonesia hingga Rabu (7/7) berjumlah 2.379.397 sejak ditemukan pada Maret 2020 lalu.
"Terindikasi gagal meredam lonjakan COVID-19 varian Delta,” kata Nur Hidayat dalam keterangan persnya, Jumat (9/7).
Matnoer, sapaan Achmad Nur Hidayat menilai potensi kegagalan PPKM karena pemerintah tidak maksimal menggunakan tiga instrumen kekuasaan yaitu penegakan hukum, keuangan, dan kepemimpinan.
Menurut dia, pelaksanaan PPKM Darurat Jawa-Bali kurang disertai dengan instrumen penegakan hukum seperti ketika pemerintah menerapkan PSBB lalu.
"Di lapangan banyak perusahaan non esensial dan nonkritikal yang tidak mematuhi aturan PPKM. Mereka memaksa karyawan masuk ke kantor. Mereka tidak dihukum tegas," katanya.
Terkait instrumen keuangan, Matnoer merasa PPKM Darurat juga tidak didukung anggaran kuat. Misalnya ketika usulan dana melaksanakan PPKM Darurat baru diajukan tiga hari setelah kebijakan berjalan.
Ketua Bidang Kebijakan Publik Partai Gelora Indonesia Achmad Nur Hidayat menilai kebijakan penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat di Pulau Jawa dan Bali tidak efektif menekan penyebaran COVID-19 varian Delta.
- Usut Kasus Korupsi di Kemenkes, KPK Periksa Dirut PT Bumi Asia Raya
- Kasus Korupsi Proyek APD Covid-19, KPK Jebloskan Pengusaha Ini ke Sel Tahanan
- Korupsi Insentif Nakes RSUD Palabuhanratu, Polda Jabar Tangkap 3 Tersangka Baru
- Pasangan Ruksamin-Sjafei Diprediksi Jadi Kuda Hitam di Pilgub Sultra
- Korupsi Pengadaan Masker Covid-19 di NTB, Kerugian Negaranya
- Menkes Sebut Virus Mpox atau Cacar Monyet Tidak Mengkhawatirkan seperti Covid-19