Politikus Gerindra Desak Pemerintah Cabut PP Pengupahan
jpnn.com - JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR RI Putih Sari meminta Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 79 Tahun 2015 tentang Pengupahan diganti. Menurut Sari, PP itu diterbitkan tanpa melibatkan stakeholders sehingga isinya memberatkan pekerja..
"Saya minta PP itu diganti saja, lalu dibuat PP yang baru tetapi dirumuskan dengan mengajak serikat pekerja, pekerja, asosiasi pengusaha dan dewan pengupahan, tidak dikeluarkan secara sepihak seperti PP Nomor 79 itu," kata Sari, Sabtu(7/11).
Terbitnya PP ini, lanjutnya, telah menuai protes terutama dari pekerja. Sebab dalam aturan baru ini menghilangkan sanksi pidana pelanggaran terhadap upah. Menurut dia, PP Pengupahan menunjukan negara sedang melakukan politik upah murah karena lebih menguntungkan pengusaha dari pada pekerja.
"Jadi alih-alih melindungi kepentingan pekerja, PP ini lebih melindungi kepentingan modal atau investasi belaka," tegas politikus muda Partai Gerindra ini.
Selama ini, sambung Sari, banyak pelanggaran yang dilakukan perusahan terhadap pelaksanaan upah sehingga harus dilakukan tindakan secara tegas.
Sementara pekerja, ujarnya, tidak hanya membutuhkan upah yang layak, tapi juga perlindungan upah. Karena itu sudah seharusnya pemerintah memberikan upah layak nasional.
"Selama pemerintah belum bisa mewujudkan upah layak nasional, pemerintah telah gagal dalam memastikan bahwa negara hadir dalam masalah pengupahan dan kesejahteraan buruh," tegas Sari.(fas/jpnn)
JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR RI Putih Sari meminta Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 79 Tahun 2015 tentang Pengupahan diganti. Menurut Sari, PP
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- BMKG Keluarkan Peringatan Dini Potensi Hujan, Masyarakat Diimbau Waspada
- Bea Cukai dan Polri Bongkar Penyelundupan 389 Kg Sabu-Sabu Jaringan Timur Tengah
- Besok, Presiden Prabowo Sampaikan Realisasi Kenaikan Gaji Guru, PNS & PPPK Makin Makmur
- LAZNAS Syarikat Islam dan BAZNAS Bersinergi Salurkan Rp 500 Juta untuk Palestina
- BAZNAS Angkat Kisah Guru Papua dalam Buku Mengajar di Batas Negeri
- Warga Angkatan 45 Geger, Romiah dan Bobi Mengaku Tidak Kenal